SOCIAL MEDIA

search

Sunday, February 17, 2013

Raising Healthy Self Concept

"Adek bisaa!!” atau “Anak mama pinter”, katanya setiap kali berhasil melakukan sesuatu secara mandiri. “Adek aja, adek… adek…” katanya jika kami akan melakukan sesuatu untuknya.

“Adek bisa naik sendiri!”
Sambil menolak saya yang ingin membantunya.

Kalimat-kalimat semacam itu, sebulan ini begitu sering kami dengar dari Ganesh… Pada dasarnya sih, menurut pengamatan saya; dia ingin melakukan semua hal dilihatnya dilakukan orang dewasa sendiri. Dan saat dia bisa melakukannya, voila, ia terlihat begitu senang dan bangga :D. Terkadang hal semacam ini memang terasa merepotkan… Bayangkan hal-hal seperti itu terjadi sehari-hari:
  1. Pada saat saya sedang memetiki bayam untuk dimasak, dia dengan antusias datang dan meminta saya untuk untuk menurunkan bayam supaya bisa dirainya, “Mama tuwun… Adek, adek…”
  2. Pada saat saya sedang memasak sambil mengasuhnya (sebenarnya ini tidak disarankan ya :D), dengan penasaran Ganesh berkata, “Ikut mama.” Setelah itu dia mengamati yang saya lakukan, kemudian dia berkata lagi, “Ganesh bisa ulek-ulek” sambil meminta ulekan yang saya pegang.
  3. Pada saat papanya sedang asyik, merakit kipas angin baru, dia berkata dengan bersemangat, “Adek benerin kipas angin,” sambil meminta obeng yang sedang dipegang papanya.
  4. Dan banyak lagi…
Ngotot Merebut Obeng Papa
“Adek mau Benerin Kipas Angin!”


Hal-hal di atas mungkin mungkin bisa kita lakukan dengan mudah dan dalam waktu yang sangat singkat; tapi jika dikerjakan oleh seorang anak berusia 18+ bulan tentu lain ceritanya… Pastinya hal tersebut akan menjadi hal yang sulit dan memakan waktu yang cukup lama untuk dikerjakan. Bagi kita, terkadang itu berarti harus menebalkan kesabaran dan mempertajam empati… Dan hal itu sungguh tidak sulit dilakukan jika kita mengingat betapa hal tersebut berarti baginya dan betapa hal tersebut memiliki manfaat untuk perkembangannya menuju individu yang sehat secara psikologis nantinya.


“Nde-nya rusak” (Nde = blender)

Sesuai dengan Teori Psikososial yang dikemukakan oleh Erikson, dimana, pada usia 1 sd. 3 tahun; seorang anak sedang dalam tahap perkembangan yang disebut “Autonomy vs Shame and Doubt” atau “Kemandirian vs Perasaan Malu dan Keraguan”. Dalam tahap perkembangan ini, seorang anak harus belajar untuk menjadi mandiri dalam berbagai hal; seperti makan sendiri, memakai baju sendiri dan sebagainya. Jika anak mengalami kegagalan untuk mencapai kemandirian, maka anak akan terdorong untuk meragukan kemampuannya sendiri dan merasa malu.

Hmm, tentunya semua orang-tua ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang mandiri dan sehat secara psikologis kan, demikian juga dengan kami. Jadi, walaupun sedikit merepotkan, saya dan suami sepakat berusaha mengikuti keinginannya untuk melakukan berbagai hal secara mandiri, dengan catatan hal tersebut tidak berbahaya tentunya. Yah, bisa dibilang kami ini adalah asisten Ganesh saat dia sedang bermain. Mulai dari menemaninya yang ngotot minta cobek dan ulekan untuk membuat sambel (cabenya diganti dengan wortel supaya aman), menungguinya (dengan sabar) melepas dan menempel stiker, mengangkatnya ke arah lubang kunci karena ingin memasukkan anak kuncinya dan banyak lagi…

Kami ingin Ganesh mampu meraih kemandirian serta mempunya konsep diri bahwa dirinya mampu serta merasa percaya diri. Dan, menurut saya celetukan Ganesh; seperti “Adek bisa!” atau “Adek pinter” dan sebagainya itu adalah tanda bahwa rasa percaya diri itu sudah tumbuh dalam dirinya.

Selanjutnya, menurut askdrsears, seorang anak harus melalui tiga tahapan untuk tumbuh menjadi seorang individu yang sehat secara emosional. Ketiga tahapan tersebut adalah:
  1. Dependendence dimana seorang anak sepenuhnya tergantung terhadap orang-tuanya;
  2. Independence, dimana seorang anak memiliki keinginan yang begitu besar untuk meng-explore berbagai macam kegiatan dengan dirinya sendiri;
  3. Interdependent adalah tahapan paling matang (mature) dari perkembangan anak, dimana seorang anak terdorong untuk menyelesaikan suatu masalah oleh dirinya sendiri, namun cukup bijaksana untuk meminta bantuan pada orang lain untuk melakukannya dengan lebih baik.
Ganesh saat ini sedang berada tahapan kedua, yaitu independence dimana dia sedang belajar untuk menguasai berbagai keterampilan secara mandiri. Selanjutnya, dia harus mempelajari konsep interdependent, dimana kami berusaha mengenalkan perlahan-lahan bahwa pada saat dia belum dapat melakukan sesuatu secara mandiri, maka kami bisa mengerjakannya bersama-sama. Sehingga saat dia mulai frustrasi karena tidak berhasil melakukan hal yang diinginkannya, kami selalu mengatakan, “Ayo Ganesh, kita coba sama-sama” atau “Mama bantuin ya…” atau “Ganesh, coba mama ajarin caranya,” dan sebagainya. Yah, walaupun pada awalnya seringkali dia kukuh ingin melakukan semua sendirian, tapi perlahan-lahan dia bisa menerima bantuan dan bekerja-sama dengan orang lain :D

Ga mau dibantuin, tapi mau dijagain…
Good point :D

Memang membesarkan seorang anak ternyata bukanlah perkara yang sederhana, apalagi jika kita ingin anak kita tumbuh menjadi anak yang sehat secara fisik dan psikis saat ini dan dimasa yang akan datang. Kita harus sabar mendidiknya perlahan-lahan karena tidak ada yang instan dalam hal membentuk kepribadian yang sehat… Jadi, nikmati saja deh setiap masa perkembangan anak kita, untuk anak kita dan sebenarnya untuk diri kita sendiri; karena tanpa kita sadari momen-momen seperti itulah yang semakin mendewasakan kita sebagai orang tua ;) #Jadi inget ibu saya#

With Love,
Nian Astiningrum
-end-

Readings:
Shaffer, David R. & Kipp, Katherine. 2007. Developmental Psychology:Childhood and Adolescence, Seventh Edition. Canada: Thomson Wadsworth.

Sears, William & Sears, Martha. 2013. Helping a Toddler Ease Into Independence. http://www.askdrsears.com/topics/attachment-parenting/helping-toddler-ease-independence. Diakses tanggal 16 Februari 2013.







2 comments :

  1. Wah... Dede Ganesh bisa betulin Blender ya? Blender Om rusak, bisa benerin gak Dik? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa Om.. Nanti Ganesh bikin proposal penawarannya dulu ya.. #Japri *wakakak*

      Delete

Hai! Terima-kasih sudah membaca..
Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan disini atau silakan DM IG @nianastiningrum for fastest response ya ;)