SOCIAL MEDIA

search

Monday, February 24, 2014

The Story of Lemon Juice pt.2

“…cause the face without freckles’s like the sky without the stars.
Why waste a second not loving who you are?
Those little imperfections makes you beautiful, loveable, valuable,
It’s shows your personality inside your heart,
Reflecting who you are…”
(Bedingfield, Gad)

Kalau katanya Natasha Bedingfield dalam lagu ‘Freckles’ di atas, ‘wajah tanpa ‘bintik’ (atau boleh diganti ‘jerawat’) itu seperti langit tanpa bintang’. Tapi, tetap saja wajah tanpa jerawat itu lebih menyenangkan bukan? Begitu saja dengan saya… Meskipun sudah berusaha menghibur diri dengan berbagai cara ‘___’

‘Jerawat’, ‘Acne’ atau kadang disebut ‘Pimple’; siapa sih yang tidak kenal? Acne vulgaris atau yang biasa kita kenal dengan jerawat adalah kondisi kulit yang terjadi karena pori-pori tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati1. Jerawat dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari yang ringan tanpa peradangan, yaitu komedo (whiteheads dan blackheads); sampai jenis yang disertai peradangan dari yang paling ringan si Papules dan yang terberat si Cyst2. Beberapa orang bilang, bahwa jerawat akan hilang seiring dengan berlalunya masa pubertas. Ada yang bilang dia akan hilang pada saat kita menikah. Dan ada juga yang bilang bahwa dia akan hilang pada saat kita melahirkan. Mungkin bagi beberapa orang begitu ya, tapi sepertinya tidak bagi saya, karena sampai sekarang saat saya berusia 29 tahun dan memiliki satu anak, jerawat masih sering mampir ke wajah saya.

Pose Kreatif saat Berjerawat :D 

Saya mendapatkan jerawat pertama kali saat menginjak bangku SMA. Saat itu, tidak tanggung-tanggung, jerawat saya bisa dibilang raksasa dengan diameter mencapai 3 cm atau mungkin lebih. Beberapa orang seringkali berpendapat bahwa benjolan besar itu adalah kumpulan dari beberapa jerawat, karena memang pada satu waktu biasanya hanya ada satu saja. Dan karena ukurannya yang besar, maka membutuhkan waktu yang cukup lama sampai jerawat tersebut matang dan pulih, yaitu sekitar 3 bulan. Sampai-sampai sewaktu SMA saya berpikir bahwa jerawat itu terjadi karena stress menghadapi ujian setiap caturwulan :D.

Sejak masa SMA itulah saya mulai mencoba berbagai cara pengobatan; mulai dari obat-obatan yang beredar di pasaran, jamu tradisional, pengobatan alternatif, dokter kulit sampai klinik aesthetic. Kalau ditanya, mana pengobatan yang paling ‘nyaman’ bagi saya, maka jawabannya adalah jamu tradisional. Setelah bergelut cukup lama dengan permasalahan jerawat, jamu-jamuan yang diminum adalah yang paling manjur untuk saya. Dari sana saya menyimpulkan bahwa permasalahan jerawat saya banyak dipengaruhi oleh faktor hormonal di dalam tubuh. Namun, demikian saya memilih untuk meneruskan perawatan dengan jamu tradisional maupun cara lain di atas. Mengapa? Karena saya mendapati bahwa benarlah pendapat ahli dermatologis yang menyebutkan bahwa jerawat adalah kondisi yang ‘tidak dapat diobati’, namun ‘dapat dirawat’. Artinya masalah ini tidak akan berhenti dengan pengobatan tertentu, tapi akan selalu muncul kecuali mendapatkan perawatan berkelanjutan untuk menjaga kondisi kulit atau hormonal yang menyebabkan jerawat. 

Meskipun dinyatakan aman, namun saya tetap ragu jika digunakan secara terus menerus atau digunakan pada saat hamil atau menyusui. Berikut pengalaman saya menggunakan berbagai macam perawatan jerawat: 
  1. Obat-obatan bebas: beberapa kali mencoba obat jerawat bebas di pasaran dah hasilnya mengecewakan, saya pun menyerah. Lagi pula kebanyakan mengandung bahan yang harus dihindari selama kehamilan dan menyusui, seperti asam salicillat. 
  2. Jamu tradisional: perawatan ini sangat manjur untuk saya. Dulu ada semacam tabib yang memberikan saya jamu dalam bentuk serbuk untuk diminum tiga hari sekali dan sukses membuat jerawat tidak menghampiri wajah saya. Namun, kemudian tabib itu pindah, saya pun seperti anak ayam yang kehilangan induk. Beberapa kali mencoba kaplet jamu produksi perusahaan kosmetik dan jamu segar (paitan), tapi tidak efektif, sehingga akhirnya menyerah. Lagi pula, sepertinya tidak baik juga mengkonsumsi obat-obatan walaupun herbal secara terus menerus. And offcourse, strongly un-recommended untuk ibu hamil dan menyusui. 
  3. Pengobatan alternatif: waktu itu saya sempat datang ke seorang tabib (yang lain dari disebutkan di poin 2), dan dia menggunakan kombinasi pengobatan pemberian vitamin C dan E, jamu-jamuan, salep serta juga obat cina :D. Cukup ribet dan sulit dianalisa keamanannya untuk jangka panjang bukan? Hasilnya jerawat memang berkurang, tapi, pada saat ‘obat-obatan’ yang diberikan habis, lagi-lagi mereka datang dalam berbagai bentuk, mulai dari yang kecil sampai ke yang besar :(. 
  4. Dokter spesialis kulit dan kelamin: pengobatan yang dilakukan rata-rata adalah dengan menggunakan antibiotik oral (diminum) maupun topikal (dioles). Selain itu, saya juga diresepkan pembersih yang mengandung asam salicillat, alkohol dan resorcinol, serta pernah juga yang mengandung sulfur. Hasilnya, jerawat memang sembuh, tapi, lagi-lagi mereka kembali berdatangan dalam jangka waktu tertentu setelah pengobatan selesai. 
  5. Klinik aesthetic: oh well, klinik aesthetic sesungguhnya adalah perawatan yang sangat manjur menurut saya. Mereka memiliki berbagai treatment untuk permasalahan jerawat. Mulai dari yang standard, yaitu krim pagi dan malam, sampai yang disesuaikan dengan kondisi jerawat kita, seperti terapi sinar, peeling, suntik dan obat oral. Namun, bagi saya pribadi kurang cocok dengan pengobatan mereka karena krim yang membuat kulit saya terasa sangat tipis (mungkin karena kulit saya sensitif). Lalu injeksinya juga walaupun dalam hitungan hari bisa mengempeskan jerawat ukuran raksasa, tapi entah mengapa pada kasus saya, jerawat tumbuh lagi di tempat lain. Tapi, tidak bisa disimpulkan kalau, pengobatan ini tidak efektif ya… karena banyak orang yang cocok dengan perawatan seperti ini. 
Cukup panjang bukan petualangan saya dengan berbagai pengobatan jerawat, dan sedihnya, tidak ada satu pun di antaranya yang bisa digunakan tanpa disertai rasa was-was akan efek sampingnya. Apalagi kalau sedang hamil, hmm, big no-no untuk semua perawatan di atas. Dari berbagai sumber yang saya dapatkan, ada cukup banyak bahan pada kosmetik yang harus dihindari meskipun hanya dioleskan di permukaan kulit. Hal ini disebabkan karena meskipun hanya dioleskan, bahan tersebut dapat terserap melalui pori-pori dan masuk ke dalam aliran darah. Berikut adalah beberapa bahan tersebut [4&5]: 
  1. Retinoids (Differin (adapelene), Retin-A, Renova (tretinoin), Retinoic acid, Retinol, Retinyl linoleate, Retinyl Linoleate, Retinyl palmitate, Tazorac and avage (Tazarotene)): merupakan salah satu bentuk vitamin A, dimana vitamin A dalam dosis tinggi bisa berbahaya pada janin. 
  2. Salicylic acid (Beta hydroxy acid, BHA): dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. 
  3. Soy (Lethicin, Phosphatidycholine, Textured vegetable protein): hindari jika kulit kita menjadi lebih gelap (melasma) setelah menggunakan. 
  4. Phthalates (Dibutyl pthalate (DBP), Diethylhexyl pthalate (DEHP)): dapat bersifat racun pada perkembangan dan reproduksi, terutama pada jika janin kita berjenis kelamin laki-laki. 
  5. Parabens (Sodium methylparaben, methylparaben, ethylparaben, propylparaben, butylparaben): beberapa penelitian menunjukkan bahwa paraben dapat mengganggu sistem hormon dalam tubuh. 
  6. Parfum: kandungan parfum dilindungi oleh undang-undang rahasia dagang, sehingga kita tidak bisa memastikan kandungannya. 
  7. Toluene (methylbenzene): beresiko tinggi menyebabkan keracunan pada perkembangan dan reproduksi, termasuk kerusakan otak dan sel. 
  8. Formaldehyde: meningkatkan resiko kanker dan bersifat racun pada reproduksi dan perkembangan. 
  9. P-phenylenediamine (PPD, PPDA): meningkatkan resiko kanker dan bersifat racun pada reproduksi dan perkembangan. 
  10. Oxybenzone (Benzophenone): beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan dengan keracunan pada perkembangan dan gangguan hormonal. 
Kemudian, saya pun mencoba berpikir dan mencari tahu seluk beluk tentang jerawat dan mencoba mengenali kondisi kulit. dan ‘bahan makanan yang aman’ untuk digunakan sebagai pengobatan. Kenapa ‘bahan makanan’? Karena logikanya, kalau bahan itu aman untuk ditelan, berarti bahan tersebut aman untuk dioleskan ke wajah bukan :D. So, dari berbagai sumber, jerawat itu katanya disebabkan oleh tiga hal, yaitu3: produksi minyak berlebih, pelepasan sel kulit mati yang tidak biasa menyebabkan iritasi pada pori-pori kulit, dan penumpukan bakteri. Tapi bukan itu saja, jerawat juga diperburuk oleh kondisi hormonal, stress, penggunaan obat tertentu dan juga makanan. 

Cantik dengan Bahan Alami
Ternyata banyak bahan alami yang bisa digunakan untuk merawat kulit
Yang di-stabilo hijau adalah perawatan untuk kulit berminyak 

OK, dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa prinsip perawatan jerawat adalah meminimalkan kotoran dan bakteri pada wajah, menghindari makanan yang memicu dan juga menjaga kulit supaya tidak teriritasi. Untuk makanan, memang logikanya makanan berprotein tinggi dan berlemak akan membuat kulit lebih berminyak dan memicu jerawat ya… Tapi saya memilih untuk tetap makan seperti biasa, supaya bayi dalam kandungan tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Dan akhirnya, berikut adalah hal-hal yang saya lakukan selama hamil untuk meminimalkan jerawat:
  1. Membersihkan wajah dengan pembersih yang aman untuk kulit sensitif, oil free dan tidak mengandung bahan yang harus dihindari oleh ibu hamil. Ini gampang-gampang susah, pertama saya membaca label, memastikan tidak ada kandungan yang ‘dilarang’ dan juga tanpa alkohol, karena alkohol membuat kulit sensitif saya semakin teriritasi. Setelah itu, dicoba dan dirasakan efeknya, jika terasa lembut dikulit, tidak kering dan tidak ada keluhan, maka penggunaan bisa dilanjutkan. Dulu sempat menggunakan Acne Aid Bar, namun sekarang karena produk tersebut sulit ditemukan, saya beralih ke produk pembersih khusus untuk kulit sensitif dengan kandungan aloe vera serta alcohol and parfume free. 
  2. Sebisa mungkin menjaga wajah dari debu dan kotoran lainnya. Jadi dulu sebelum ada mobil, kemanapun wajib memakai helmet dan masker. Selain itu, saya juga konsumen kertas penyerap minyak. Logikanya kalo kulit berminyak kan kotoran akan gampang menempel ya… 
  3. Menggunakan bahan alami yang aman untuk dikonsumsi dan memiliki efek mengurangi jerawat. 
  4. Menggunakan pelembab yang lembut untuk kulit sensitif dan berfungsi sebagai sunscreen. Saya menggunakan pelembab untuk kulit sensitif dengan SPF-15 yang alcohol dan parfume free. 
Manfaat Jeruk Nipis
Dalam buku ‘Herbal Indonesia Berkhasiat’ terbitan Trubus 

Nah, poin 3 di atas lah yang menurut saya adalah ujung tombak untuk mengurangi jerawat, karena selain bersifat mencegah munculnya jerawat, dia juga mampu mempercepat penyembuhan jerawat yang sudah terbentuk. Untuk ini, saya pernah menggunakan kunyit dan bawang putih karena efek mengurangi peradangannya. Tapi yang paling cocok bagi saya ternyata adalah ‘Jeruk Nipis’. Jeruk nipis mengandung Alpha hydroxy acids yang membantu mengikis sel kulit mati dan membuka pori-pori (mengurangi penyumbatan) serta mengurangi bekas luka6. Dalam industri kosmetik, jeruk nipis memang banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengecilkan pori-pori wajah, membersihkan dan menyegarkan (astringent). Selain itu, jeruk nipis juga memiliki khasiat antiseptik dan antivirus7, sehingga kemungkinan hal inilah yang membuatnya cukup ampuh mengurangi jerawat.


Perawatan wajah saya sederhana saja, karena memang penggunaan kosmetik dan perawatan yang berlebihan hanya akan memperburuk kondisi wajah yang sensitif dan acne prone. Praktis perawatan wajah saya hanya seputar membersihkan wajah, melindungi wajah pada siang hari dengan krim SPF dan perawatan dengan jeruk nipis di malam hari sebagai berikut:
  1. Membersihkan wajah di pagi, siang dan malam hari dengan sabun wajah yang lembut. Untuk siang hari, cukup sedikit sabun yang digunakan (hanya untuk menghilangkan minyak di wajah) dan untuk sore didahului dengan susu pembersih. 
  2. Malam hari sebelum tidur lakukan perawatan dengan jeruk nipis. Pertama, bersihkan wajah dengan air hangat yang diberikan perasan jeruk nipis (menggunakan kapas, seperti saat memakai toner). Setelah itu olesi seluruh wajah dengan air perasan jeruk nipis (menggunakan kapas juga, hingga seluruh wajah basah dengan air perasan jeruk nipis). (Perawatan dengan jeruk nipis sebaiknya tidak dilakukan siang hari karena Alpha hidroxy acids menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari8). 
  3. Pada pagi hari, setelah membersihkan wajah, gunakan pelembab yang mengandung SPF untuk melindungi wajah. 
(Mungkin) Kondisi Optimal Wajah Saya
Cukup bangga tanpa jerawat, 
walaupun tetap kemerahan karena kulit sensitif 

Menurut pengalaman saya, perawatan dengan menggunakan jeruk nipis untuk mengurangi jerawat memang baru terlihat hasilnya setelah dua atau tiga minggu. Jauh lebih lama efeknya dibandingkan perawatan-perawatan lain yang hasilnya bisa terlihat dalam hitungan hari. Tapi, yah, bagi saya yang waktu itu sedang hamil atau menyusui, ini adalah solusi yang lebih aman. Dan bahkan sampai sekarang pun, setelah menyapih Ganesh, saya tetap memilih perawatan alami dengan jeruk nipis untuk wajah. Kenyataan bahwa wajah saya memang sensitif dan acne prone, membuat saya harus terus merawatnya dan rasanya jeruk nipis inilah yang paling aman untuk penggunaan dalam jangka waktu yang sangat lama. Jadi wajar bukan jika saya setia padanya selama ini :).

Nah, dari cerita ini lah, nama ‘Lemon Juice Story’ berawal (walaupun sebenarnya lebih tepat disebut ‘Lime Juice Story’ ya…). Blog ini saya niatkan untuk menulis berbagai insight dan penemuan-penemuan yang saya dapatkan dalam hidup, yang mungkin sederhana saja, tapi bisa bermanfaat untuk orang lain. Amiin :). Dan tulisan ini adalah, penulisan kembali dari artikel ‘The Story of Lemon Juice’ dalam rangka ulang-tahun blog saya yang ke-2 pada 23 Februari 2014.

With Love,
Nian Astiningrum
-end-


Referensi:
  1. Mayoclinic.org. (21-10-2011). Acne: Definition. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/basics/definition/con-20020580. Diakses tanggal 12 Februari 2014. 
  2. Mayoclinic.org. (21-10-2011). Acne: Symptoms. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/basics/symptoms/con-20020580. Diakses tanggal 12 Februari 2014. 
  3. Mayoclinic.org. (21-10-2011). Acne: Causes. <http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/basics/causes/con-20020580. Diakses tanggal 20 Februari 2014. 
  4. BabyCenter.com. (____). Safe Skin Care During Pregnancy. <http://www.babycenter.com/0_safe-skin-care-during-pregnancy_1490031.bc. Diakses tanggal 21 Februari 2014. 
  5. TotalBeauty.com. (____). 8 Beauty No-Nos When You’re Preg-O. http://www.totalbeauty.com/content/flash/c_preg. Diakses tanggal 21 Februari 2014. 
  6. Mayoclinic.org. (21-10-2014). Acne: Alternative Medicine. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/basics/alternative-medicine/con-20020580>. Diakses tanggal 24 Februari 2014. 
  7. Tim Trubus. (2013). Herbal Indonesia Berkhasiat: Bukti Ilmiah & Cara Racik (Edisi Revisi) – Volume 10. Jakarta: Trubus. 
  8. FDA.gov. (10-01-2005). Guidance for Industry: Labelling for Cosmetics Containing Alpha Hydroxy Acids. http://www.fda.gov/Cosmetics/GuidanceComplianceRegulatoryInformation/GuidanceDocuments/ucm090816.htm#sunburn. Diakses tanggal 24 Februari 2014. 
  9. Surtiningsih. (2005). Cantik dengan Bahan Alami: Cara Mudah, Murah dan Aman untuk Mempercantik Kulit. Jakarta: PT elex Media Komputindo. 

7 comments :

  1. kalau komedo gmn mbak cara bersihinnya biasa hidung kalau dipencet pada keluar semua komedonya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo saya nih mbak, habis mandi itu kan lebih gampang ngeluarin komedo, soalnya kulit lebih lunak.. tinggal pencet aja.. hihi.. :D

      Delete
  2. Selamat ulang tahun blognya, mbak. Semoga makin banyak penemuan2nya yang bisa dibagikan kepada readers ;)

    Kalau saya memang tidak pernah berjerawat besar, cuma jerawat kecil2 itupun jarang. Tapi wajah saya agak sensitif dengan matahari, jadina ga pakai blush on udah merah2, hehe

    makasih infonya, Mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima-kasih.. selama perjalanan hidup, pasti kita akan menemukan banyak hal.. semangat terus berbagi lewat blog ya :)

      Delete
  3. Wahh kita senasib maaak. Jerawatku malah baru reda sekarang-sekarang ini. Udah 35 dan memperbaiki betul pola makan dan dibantu herbal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaa.. saya juga sampe sekarang masih suka numbuh kok, satu dua kalo mau datang bulan.. kalo pola makan, sebenarnya dulu pernah dilarang makan telur, madu dan susu.. tapi sejak hamil, langgar saja semua dan kayaknya ga terlalu ngaruh.. jerawat tetap sebanyak biasanya.. haha..
      Sekarang paling ya itu.. rajin bersihin wajah sama pake jeruk nipis, atau kalo lagi ga jerawatan kadang pake bahan lain juga.. kaya tomat, dll

      Delete
  4. Itu merk pelembab sekaligus sunscreennya apa ya mbak?

    ReplyDelete

Hai! Terima-kasih sudah membaca..
Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan disini atau silakan DM IG @nianastiningrum for fastest response ya ;)