SOCIAL MEDIA

search

Saturday, March 30, 2013

Story Behind Marit – Marion Wallpaper


Well, hari ini googling seharian cari ganti wallpaper laptop yang sudah cukup lama nangkring dan jujur sedikit membosankan. Perlu sesuatu yang fresh dan bikin semangat nih… Dan setelah beberapa lama googling, akhirnya tidak menemukan gambar yang saya inginkan :(. Sepertinya perlu momen yang pas untuk menemukan wallpaper yang saya inginkan secara tidak sengaja… Tapi, wallpaper lama benar-benar perlu pensiun dan diganti! So, saya coba mixed and matched gambar-gambar yang sebenarnya saya suka tapi kurang pas resolusinya dengan layar laptop… Seperti ini:

 

Wednesday, March 27, 2013

Road to ASIX [2]: “First Impession Of Breast Feeding”

Tinggal di suatu tempat yang cukup ‘remote’ bisa jadi menggugurkan beberapa angan-angan kita untuk melakukan apa yang kita yakini terbaik untuk buah hati kita, misalnya kegagalan saya untuk melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Hmm, sebenarnya bukan  gagal sih, karena saya memang tidak melakukan IMD, karena tenaga medis di tempat saya melahirkan (bahkan) tidak mengetahui apa itu IMD :D.

But, it’s OK, itu tidak membuat saya kehilangan semangat untuk melanjutkan niat memberikan ASIX… Dan berikut prosedur yang akan membantu pemberian ASIX berdasarkan pengalaman saya bersama Ganesh:

IMD. Menurut saya IMD sangat penting, meskipun menurut pengalaman saya, itu bukan syarat mutlak keberhasilan kita memberikan ASIX kedepannya. Pada saat kita melakukan IMD, kita akan diberikan kesempatan untuk melakukan sebuah interaksi yang sangat intim dengan bayi baru kita. Berikut adalah lima tahapan perilaku yang dilakukan bayi sebelum ia berhasil menemukan puting susu ibunya dan menyusu (ayahbunda) [1]:
  1. 30 – 45 menit pertama. Bayi akan diam dalam keadaan siaga. Sesekali matanya membuka lebar dan melihat bundanya. Masa ini merupakan masa penyesuaian atau peralihan dari dalam kandungan ke luar kandungan.
  2. 45 – 60 menit selanjutnya. Bayi akan menggerakkan mulutnya seperti mau minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Inilah yang akan membimbing bayi menemukan payudara dan puting susu ibu. Itulah sebabnya tidak dianjurkan mengeringkan kedua tangan bayi pada saat bayi baru lahir.
  3. Mengeluarkan liur. Saat bayi siap dan menyadari adanya makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liur.
  4. Bergerak ke arah payudara. Areola payudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut ibu. Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya.
  5. Menyusu. Akhirnya bayi menemukan puting susu ibunya, membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik serta mulai menyusu.
Hmm, sebuah interaksi yang menakjubkan bukan? Dan jujur, saya ingin sekali melakukan IMD… mungkin untuk anak kedua nanti :D. Amiin :).
 
Rooming In. Rooming in atau rawat gabung adalah prosedur dimana ibu dan anak dirawat dalam ruangan yang sama. Hal ini tentu saja sangat membantu proses pemberian ASIX, karena akses yang tidak terbatas antara ibu dan anak, sehingga ibu bisa memberikan ASI kapan pun dibutuhkan. Selain itu, dengan rooming in saya pribadi merasa lebih tenang, karena tahu pasti bahwa bayi saya dirawat dengan prosedur yang saya setujui. [2]

Percaya ASI Kita Cukup. Merasa ASI belum keluar sesaat setelah bayi kita lahir, hmm… saya juga mengalaminya. Beberapa saat setelah lahir dan dibersihkan, Ganesh cukup tenang, beberapa saat kemudian baru dia menangis dan saya pun berusaha memberikan ASI padanya. Awalnya saya sedikit tidak percaya diri karena tidak yakin jika ASI saya sudah keluar. Tapi dari berbagai sumber yang saya baca menyebutkan bahwa menyusui adalah mekanisme alamiah, sehingga hanya kondisi-kondisi tertentu saja yang membuat seorang wanita tidak menghasilkan ASI yang mencukupi untuk bayinya. Selain itu, adalah hal yang wajar jika pada satu-dua hari pertama pasca kelahiran bayi, ASI belum melimpah; tapi perlu kita ketahui bahwa pada saat itu ukuran lambung bayi baru sebesar kacang, sehingga belum membutuhkan ASI sebanyak yang kita bayangkan. [3].

Berbagi Posisi Menyusui
Gambar dari: media.summitmedicalgroup.com/

Posisi Menyusui. Posisi menyusui yang benar menentukan keberhasilan kita memberikan ASI karena posisi menyusui dan pelekatan yang tidak tepat akan membuat bayi kita tidak dapat menghisap ASI [4]. Oh ya, satu tips untuk membantu pelekatan pada proses belajar  ini adalah dengan menyusui bayi pada saat dia dibedong. Menurut pengalaman Terdapat beberapa posisi menyusui yang bisa dipilih sesuai kenyamanan kita: cradle hold, cross-cradle hold, lying on your side, football hold, dan laid back. Pada awal pemberian ASI, saya lebih nyaman menggunakan posisi cradle hold, dan baru beberapa saat kemudian berusaha keras mempelajari teknik lay on your side. Bagi saya, teknik (red: lay on your side) ini cukup sulit dipelajari, tapi setelah kita kuasai sangat membantu pada situasi-situasi tertentu; misalnya pada saat beristirahat di malam hari atau menidurkan bayi (walaupun menurut beberapa sumber, sengaja menidurkan dengan ASI tidak terlalu baik karena tidak melatih bayi untuk dapat menenangkan dirinya sendiri sehingga membuat bayi tergantung pada kita).

Disamping keempat prosedur di atas, hal yang sesungguhnya paling penting adalah niat dan kesungguhan hati kita untuk memberikan ASI. Pada awalnya, saya berpikir bahwa memberikan ASI akan berjalan mudah dan lancar dengan berbekal pengetahuan yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Tapi, ternyata praktek tidak selalu semulus teori yang kita baca. Kendala saya waktu itu adalah rasa tidak percaya diri bahwa ASI saya sudah diproduksi beberapa jam pasca melahirkan. Ada juga teman yang bercerita bahwa kendala justru datang dari keluarga dekat yang menyarankan menggunakan dot dan sufor karena berpikir bahwa ASI-nya tidak cukup. Kendala lain yang mungkin adalah berbagai mitos seputar menyusui, seperti jika ibu sakit (misal: influenza) maka ASI tidak boleh diberikan, bayi kuning tidak boleh diberikan ASI, dsb.

Menghadapi berbagai masalah di atas tentu bukan hal yang mudah. Tetapi, kita mulai tergoda dengan solusi praktis untuk tidak memberikan ASI, ingatlah bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi kita dan layak diperjuangkan sampai titik keringat terakhir! ASI adalah hak bayi kita yang harus kita tunaikan sebisa mungkin :D

Teman-teman setuju dengan saya?

With Love,
Nian Astiningrum
-end-

Reading:
[1] Ayahbunda. Inisiasi Menyusui Dini. http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/inisiasi.menyusui.dini/001/001/396/1/4. Diakses tanggal 27 Maret 2013

[2] Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rawat Gabung. http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=201176111237. Diakses tanggal 27 Maret 2013

[3] Susanto, Mia (AIMI). Berbagai Mitos Seputar Menyusui. http://aimi-asi.org/berbagai-mitos-menyusui/. Diakses tanggal 27 Maret 2013

[4] Nagin, MK. Breastfeeding Positions and Latching Onhttps://www.verywell.com/breastfeeding-positions-and-latching-on-431682. Diakses tanggal 27 Maret 2013

Monday, March 18, 2013

Road to ASIX [1]: Preparation

Beberapa hari yang lalu saudara sepupu saya yang baru saja melahirkan, bertanya kepada tentang cara saya memberikan ASI selama bekerja. Disaat yang berbeda teman dekat saya juga akan mempunyai bayi baru Bulan Maret ini dan beberapa kali menanyakan hal yang sama. Hmm, jadi pengen share tentang tips dan trik saya bisa memberikan ASIX nih… Siapa tahu ada teman-teman yang punya tantangan spesifik seperti saya dan bisa menggunakannya sebagai referensi :).

OK, dulu saya berpikir bahwa memberikan ASI adalah hal yang alamiah, sehingga hanya memerlukan sedikit proses belajar untuk bisa menjalaninya. Tapi, ternyata semua itu salah! Dalam perjalanan saya memberikan ASI untuk Ganesh, ada banyak “kebingungan”, “salah sana-sini”, “tanya-tanya” dan “perbaikan prosedur”, hehe :D.  Sebuah perjalanan yang cukup panjang dan akan melelahkan untuk ditulis (dan dibaca) sekaligus :D. Karena itu, di chapter pertama ini, saya hanya akan mengulas tentang persiapan yang bisa dilakukan sebelum bayi lahir.

So, berikut adalah list hal yang harus kita cari sebagai persiapan memberikan ASI untuk bayi kita. Saya sertakan juga toko online tempat saya berbelanja barang tersebut, siapa tahu teman-teman memiliki masalah seperti saya, yaitu lokasi yang cukup terpencil sehingga tidak ada toko yang menyediakan barang tersebut :D
  • INFORMASI. Ya, secepat mungkin setelah sadar bahwa Anda hamil, carilah berbagai informasi mengenai pemberian ASIX untuk persiapan. Salah satu media yang sangat saya sarankan adalah milist asiforbaby, karena di dalamnya ada begitu banyak informasi mengenai pemberian ASIX. Begitu saya bergabung waktu itu, saya langsung dikirimkan berbagai file, salah satunya adalah tentang penyimpanan ASIP (ASI Perah) yang sangat penting untuk diketahui. 

    Breast Pump Andalan Saya
    Gambar dari: http://www.breast-pumps.com
  • BREAST PUMP. Breast pump atau pompa ASI praktis kita perlukan, tidak hanya jika kita berniat menyetok ASI, tapi juga untuk kelangsungan pasokan ASI dan menjaga kondisi tubuh pada saat ASI over supply. Mengenai jenis breast pump yang ideal, menurut pengalaman saya, breast pump electric lebih nyaman daripada tipe manual. Pada awalnya saya menggunakan breast pump manual, tapi hanya tahan beberapa bulan, karena menurut saya, menggunakan breast pump manual cukup effortfull terutama setelah kita mulai bekerja, karena proses memompa menjadi lebih lama dan tentunya lebih menguras tenaga, so I suggest electric breast pump… dan saya sendiri menggunakan Medela Swing. Saya beli di asibayi.
  • BOTOL PENYIMPANAN ASIP. Sebenarnya terdapat beberapa media yang bisa digunakan untuk menyimpan ASIP; seperti dengan menggunakan kantong khusus ASIP atau botol kaca ASIP tutup karet; tapi saya memilih menggunakan botol kaca ex-You C 1000 yang sudah dibersihkan dan disterilkan. Alasannya adalah praktis dan ekonomis. Lokasi saya cukup pelosok dan tidak terdapat toko yang menyediakan perlengkapan seperti seperti ASIP storage, jadi mau tidak mau harus mencari ke luar kota.
  • BRA MENYUSUI. Sebenarnya saya belum mencoba mencoba bermacam-macam merk bra menyusui, saya langsung jatuh hati dan setia dengan bra menyusui dari brand Wacoal. Menurut saya, sangat praktis karena cukup menggunakan satu tangan untuk membuka dan menutup cup saat proses pemberian ASI. Saya beli di Wacoal.
  • BREAST PAD. Pada awalnya, saya tidak memasukkan breast pad dalam list kebutuhan pasca melahirkan. Tapi, pada saat beberapa hari pasca melahirkan ASI mulai over supply dan LDR seringkali datang membuat saya kewalahan, saya mulai menggunakan breast pad. Pertama kali saya menggunakan breast pad sekali pakai karena lebih lembut. Baru setelah tubuh mulai beradaptasi, saya beralih ke washable breast pad. Saya beli di asibayi.
Breast Pad Warna-Warni Kesukaan Saya
  • REFRIGERATOR. Jika kita akan menyetok ASIP, praktis kita memerlukan kulkas untuk menyimpan ASIP. Apakah kulkas satu pintu dengan freezer menyatu dengan tempat menyimpan makanan lain cukup memadai? Freezer yang tersendiri tentu akan lebih stabil suhunya dibandingkan freezer yang menyatu dengan tempat menyimpan bahan makanan lain; karena relatif lebih jarang dibuka dan suhunya lebih dingin karena mekanisme penutupan lebih rapat sehingga tidak bocor. Akan tetapi, walaupun demikian, freezer pada kulkas satu pintu cukup memadai kok, hanya saja, lama penyimpanan lebih singkat (2 minggu) dibandingkan freezer pada kulkas dua pintu (3 sd 4 bulan)*; disamping fakta bahwa dengan kita akan direpotkan dengan bunga es pada kulkas satu pintu :D
  • COOLER BAG. Jika Anda ibu bekerja yang perlu memompa di tempat kerja, pastinya cooler bag akan diperlukan untuk membawa ASIP hasil perahan di kantor sampai ke rumah. Saya sendiri belum pernah menggunakan cooler bag karena lokasi rumah dan kantor sangat dekat (hanya 5 menit), sehingga waktu yang diberikan korporat sebanyak 2 X 30 menit untuk memberikan ASI bisa saya gunakan untuk pulang ke rumah. So, kalau ingin tahu cooler bag yang ideal, teman-teman bisa googling review-nya atau misalnya review dari urbanmama berikut. Dapat dibeli di asibayi.

Hmm, begitulah kira-kira “barang-barang” yang harus kita siapkan untuk memberikan ASIX versi saya, semoga bermanfaat :)

With Love,
Nian Astiningrum
-end-

Source:
*Nutriclub. Menyimpan ASI Perah. http://www.nutriclub.co.id/feeding_and_nutrition/breastmilk_immunity/article/menyimpan_ASI. Diakses tanggal 18 Maret 2013