Setiap orang pasti memiliki kisah di 2014. Sebuah kisah yang
mungkin biasa-biasa saja bagi sebagian orang, tapi begitu bermakna bagi
beberapa orang yang lain. seperti kisah yang akan saya ceritakan di bawah ini
misalnya… Ini adalah kisah seorang teman dekat, yang menganggap 2014 adalah
tahun dimana dia mendapatkan sebuah insight
(pencerahan) baru bagi dirinya dalam memandang hidup, penghidupan dan harapan. Sebuah
kisah yang mungkin biasa saja, tapi ada pelajaran di dalamnya, tentang bagaimana
mempertahankan sebuah niat baik yang seolah dipatahkan oleh keadaan, dan juga
kepercayaan bahwa kebaikan akan selalu mendatangkan kebaikan juga, meski dengan
cara yang tidak kita prediksi sebelumnya… Penasaran? Berikut apa yang
diceritakannya pada saya…
***
2014 bagi saya adalah tahun yang memberikan begitu banyak
pelajaran yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih ‘dewasa’ dan
‘bijaksana’. 2014 adalah tahun pembuktian seberapa mampu saya bangkit dari
keterpurukan (resilience) dan
membalikkan sebuah momen buruk menjadi kekuatan untuk melawan balik. Ah,
ngomongin apalah saya ini, sebenarnya setiap hari, setiap tahun tentu
memberikan pelajaran kedewasaan tersendiri yang bisa kita maknai. Tapi, tahun
ini, itulah yang saya rasakan, perasaan yang akhirnya membuat saya merasa powerfull dan yakin pada kuasa Tuhan
lebih dari sebelumnya.
Tahun ini saya berusaha mendorong diri saya sendiri untuk
keluar dari zona nyaman dan mengambil kesempatan untuk menerima tanggung-jawab
yang lebih besar. Demi sebuah mimpi, bahwa bidang tempat saya mencari nafkah selama
ini bisa membawa keadilan yang lebih besar bagi orang lain. Dengan
menjalankannya sesuai prosedur dan hakikat yang sesungguhnya, bukan hanya
sekedar memenuhi tuntutan administrasi tanpa arti. Namun, apalah daya, rasa
kecewa itu pasti ada, pada saat niat itu tidak bergayung sambut dengan visi dan
misi sang pengambil keputusan. Seberapa baik pun hasil yang saya tunjukkan
dalam sebuah kompetisi, saat sang pengambil keputusan merasa bahwa apa yang
saya suarakan bukanlah sesuatu yang penting, maka kalahlah saya. Meski dengan
seberapa jauh pun jarak kemenangan saya dalam kompetisi itu.
Berada pada sebuah kompetisi yang tidak fair itu ternyata sangat menyesakkan dada. Ah, tapi sudahlah,
akhirnya saya bisa berpikir sehat, bahwa dia hanyalah menunjukkan kebodohannya
sendiri pada semua orang. Dia hanya menunjukkan kelemahannya sendiri sebagai
pengambil keputusan; menunjukkan ketidakmampuannya untuk mengambil resiko untuk
membuat perubahan yang lebih baik. That’s
your shame, not mine… Saya sudah melakukan hal yang terbaik yang saya bisa,
dan saya pun yakin balasan yang setimpal akan hadir untuk saya; entah dengan
jalan seperti apa dan melalui tangan siapa. Saya hanya perlu tetap teguh
melakukan hal terbaik sesuai fungsi saya, dengan harapan itu akan membawa kebaikan
pada orang-orang di sekitar saya yang terkena imbasnya.
Dan ternyata, jalan yang lebih lapang terbuka dengan
sendirinya untuk saya bisa mewujudkan mimpi saya tanpa perlu sebuah kewenangan
yang lebih besar. Akhir triwulan III tahun 2014, unit induk memberikan tugas
dan tanggung-jawab yang lebih besar kepada sub unit induk seperti kami. Jika
dulu, fungsi perencanaan dan kaderisasi pegawai nyaris tidak melibatkan sub
unit, saat itu kran itu mulai dibuka, dan kami pun memiliki target untuk
mencari dan membina kader yang layak untuk posisi-posisi strategis. Yang itu
artinya sama dengan kami diberikan kesempatan dan sekaligus ‘dipaksa’ untuk
mencari dan melaporkan pegawai-pegawai yang kompeten untuk dipantau sebagai
‘kader’ posisi strategis itu. Atau jika tidak, maka kinerja sub unit di bidang
ini tidak akan terpenuhi. Yang ini artinya sederhana saja, bahwa perlahan-lahan
pegawai-pegawai yang memang memiliki kompetensi akan mendapatkan haknya akan
pengembangan karir, tidak lagi terbelenggu tirani senioritas. That’s exactly my dream!
Karena itu, tanpa komplain karena mendadak dilimpahi tugas
baru yang menuntut saya bertanya kesana-kemari karena minimnya pengalaman dan
sempitnya waktu; saya pun berusaha melakukan apapun yang bisa saya lakukan. And
exactly, sepertinya memang saya
didorong dan dibantu oleh alam untuk melakukan semua ini, sampai akhirnya
pekerjaan itu selesai dan membuahkan hasil. Selain kinerja sub unit yang
terdongkrak karena semua itu, somehow,
rekan-rekan saya yang memang memiliki kemampuan menemukan jalannya
masing-masing, entah di tempat ini atau di luar sana. Dan itu, rasanya seperti
kemenangan yang sesungguhnya bagi saya. Akhirnya saya bisa bersuara, bahwa apa
yang ‘mereka’ lakukan selama ini salah, dengan sebuah tindakan nyata.
And then… sesuatu yang indah tidak hanya berhenti sampai disitu,
entah bagaimana ceritanya, rekan-rekan di luar sana jadi banyak bertanya kepada
saya dan tentu saja saya sangat welcome! Rasanya seperti saya bisa menyebarkan
mimpi saya lebih luas lagi, and that’s
super great! Plus sebuah bonus perasaan pengakuan akan usaha saya oleh
orang di luar sana. Kekecewaan saya benar-benar terbayar; mimpi saya akan
keadilan dalam perencanaa karir pegawai dan pengakuan sedikit banyak sudah saya
dapatkan. Dan akhir tahun ini ditutup dengan mutasi saya ke sub unit lain,
mendekati tempat kerja suami saya… alhamdulillah. Well, ternyata nasib (yang saya kira) buruk itu membawah kebaikan
bagi saya dan keluarga. Dengan tidak adanya rencana sub unit atas diri saya,
itu justru mendekatkan kami sekeluarga.
In resume… 2014 ini diawali dengan sebuah harapan dan keberanian untuk
berbuat lebih. Dimana harapan dan keberanian itu harus awalnya tampak harus
pupus atas nama sebuah kepentingan dan kompetisi yang tidak sportif. Namun, di
tengah jalan kekuatan dan pencerahan itu datang, dibantu dengan alam yang
menuntun kemana berjalan untuk tetap mewujudkan harapan itu. Dan akhirnya,
keadilan pun berbicara dengan caranya sendiri, mimpi dan harapan itu pun
menjadi kenyataan. Dan tahun ini, saya semakin percaya, bahwa tugas kita
sebagai manusia adalah tetap berbuat baik sesuai kapasitas kita, meminta
petunjuk saat hilang arah dan menyerahkan hasilnya kepada-Nya. Manusia hanyalah
manusia, seberapa besar pun mimpi dan ambisinya, tanpa restu Sang Pencipta
semua akan pupus dengan sendirinya. Keep
the fight when you know you’re right. And you will find the way…
***
Hmm, sebuah cerita sederhana namun sarat makna bukan? Sebuah cerita
yang menularkan sebuah semangat bagi saya… Untuk tidak menyerah saat mimpi kita
akan kebaikan dipatahkan oleh keadaan. Untuk tetap percaya bahwa selalu ada
jalan untuk kebaikan, tetap lakukan kebaikan yang kita niatkan, putar otak dan
temukan jalan kita untuk mewujudkan kebaikan itu. Dan yakinlah, bahwa selalu
ada balasan kebaikan untuk kita atas kebaikan yang kita lakukan, meskipun
terkadang tidak sesuai dengan prediksi kita sebelumnya.
And at last, happy new year all ;), semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi
bagi kita semua. Amin.
With Love,
Nian Astiningrum
-end-