"Ganesh,
Adek makannya gantian disuapin Simbah ya…” saya berkata sambil menyodorkan piring sarapan Ganesh ke simbah
(pengasuhnya). Dan Ganesh pun buru-buru menyorongkan piring itu kembali ke saya
sambil berkata, “Sama Mama aja!”
Setelah beberapa lama merayunya dan merasa usaha saya sia-sia karena Ganesh
tetap menolak, akhirnya saya merubah taktik. “Adek, kita kasih makan marmut Kakak Deden yuk.” Ganesh pun
beranjak berdiri dan berkata, “Sama
Mama!” sambil menarik tangan saya dan saya pun mengalah mengantarkannya ke rumah tetangga yang memelihara
marmut. “Dah, tuh marmutnya dikasih makan
dulu sana, sama Simbah ya…” kata saya kemudian. Karena terbiasa memberi
makan si marmut dengan pengasuhnya, dia pun
mendekati kandang marmut dengan simbah saja, sambil sebelumnya berkata, “Mama tunggu sini aja!”. Setelah
beberapa kali menoleh memastikan keberadaan saya, dia pun lupa karena terlalu asyik memberi makan marmut-marmut itu, dan
saya pun berjingkat-jingkat meninggalkannya untuk bersiap-siap ke kantor.
Saya dan Simbah Pengasuhnya: Dua Figur Attachment Ganesh |
Hmm, lucu ya… Iya sih, benar-benar indah mengalami kejadian itu tiap pagi dari Hari Senin sampai Jumat sebelum saya berangkat ke kantor. Saya hanya tidak suka bagian dimana saya harus terlambat berangkat ke kantornya :D
Dan suatu hari suami pun
menyeletuk, “Sekarang Ganesh manja banget
ya sama Mama, ga papa tuh ya?” Hmm,
saya jadi merasa tergelitik dengan pertanyaan ini, karena merasa bahwa ada
banyak orang yang merasakan hal yang sama anaknya terlihat manja. Padahal,
sebenarnya hal ini bisa jadi merupakan pertanda kesehatan perkembangan
emosi-sosial anak pada usia tertentu, berikut penjelasannya…