SOCIAL MEDIA

search

Saturday, November 6, 2021

Pengalaman Menurunkan Berat Badan dengan Suplemen Kesehatan (?)

Whoa! So, ini adalah post menindaklanjuti, video yang pernah saya buat tentang Herbilogy Slimming Kit yang saya konsumsi dalam rangka berusaha menurunkan berat badan. 

Penggunaan Slimming Kit Herbilogy ini sendiri terdiri dari dua langkah, yaitu proses detoksifikasi dengan menggunakan Laxa Tea selama 14 hari. Baru kemudian dilanjutkan dengan konsumsi Green Tea dan Slimming Capsule-nya.

Nah, di YouTube Channel, saya baru upload dua video, yaitu video part 1 unboxing si Herbilogy Slimming Kit dan part 2 testimoni setelah menggunakan Laxa Tea. Sementara part 3-nya alias testimoni setelah memakai Green Tea dan Slimming Capsule-nya belum saya bikin juga. Bukan apa-apa, tapi saya memang gagal untuk disiplin dalam program ini dan tidak bisa memberikan testimoni teman-teman :D

Jadi begini... Di video pertama kan saya sampaikan bahwa si Slimming Kit ini adalah pelengkap dari program diet yang saya rencanakan meliputi: memperbaiki pola makan (mengurangi asupan kalori) dan olah-raga. Tapi kenyataannya, kesibukan yang luar biasa membuat saya tidak bisa disiplin seperti seharusnya.

Jam tidur yang jauh dari ideal (baca: seringkali tidur jam 3.00 pagi, bangun pagi sekitar jam 7, baru nanti siang tidur lagi) itu membuat saya kesulitan mengatur waktu makan dan juga olah-raga. Rutinitas yang cukup menyita waktu dari menemani belajar online anak-anak, masak, beberes rumah, setrika, belanja, dll itu pun sangat menguras waktu dan energi. Sehingga kedisiplinan yang mutlak diperlukan dalam program diet ini tidak bisa saya lakukan.

Olah-raga banyak sekali ke-skip karena sudah kecapekan. Makan camilan pun seringkali masih dilakukan demi mengurangi ngantuk, dan bahkan minum si Green Tea dan Slimming Capsule pun suka lupa. So, disini lah saya merasa tidak bisa menilai seberapa besar andil si Slimming Kit ini dalam perubahan berat badan saya.

Oh ya, kalo ditanya berapa perubahan berat badan saya, hoho, malahan naik 0,7 kg teman-teman. Dimana, tentu saja ini bukan akibat dari Slimming Kit ya, tapi karena ketidakdisiplinan saya. Nah, disini (sekali lagi) kemudian saya tidak bisa menilai efektivitas dari Slimming Kit ini. Gitu teman-teman...

Dan membicarakan tentang diet, dari kegagalan ini kemudian saya semakin tersadar bahwa kunci dari penurunan berat badan adalah kedisiplinan dan konsistensi.

Jadi begini, pada dasarnya untuk menurunkan berat badan, kita harus membakar cadangan makanan (dalam bentuk lemak) yang ada dalam tubuh, artinya kita harus melakukan program defisit kalori. Dimana ini dilakukan dengan mengurangi asupan kalori dan juga meningkatkan aktivitas yang membakar kalori. Sementara suplemen, sifatnya adalah untuk membantu saja

Intinya tetap di kedisiplinan kita untuk melakukan program defisit kalori.

Metabolisme tubuh saya memang cenderung lambat alias mudah naik berat badan. Udah gitu cenderung obsesive compulsive yang termanifestasi juga dalam perilaku suka ngemil. Kondisi ini diperburuk karena saat ini hari-hari saya yang serba melelahkan sebagai single fighter (baca: Long Distance Marriage plus ga ada ART), boro-boro mau olah-raga, kontrol diri pun melemah.

Tapi, itu bukan berarti menyerah dan membiarkan semua benar-benar tak terkendali ya... Saya tetap berusaha melakukan hal-hal untuk menerapkan pola hidup sehat yang efeknya juga ke menjaga berat badan. Dan yang saya lakukan saat ini, kembali ke cara lama, yaitu menjaga makanan (meminimalkan karbohidrat dan memperbanyak sayur), serta memakai korset.

Yap, bukan salah ketik, it's memakai korset... ini ngefek banget untuk saya. Mari kita bahas satu persatu ya... 


Versi videonya kalau males bacanya :D

MENJAGA MAKANAN!

So, sejak kurang lebih 6 tahun lalu saya mulai menerapkan pola makan food combining meski bukan yang saklek banget. Jadi, setiap pagi dimulai dengan minum segelas air jeruk nipis hangat, kemudian beberapa saat kemudian sarapan buah, dan baru makan siang pada pukul 11.30. Menu makan siang atau malam pun sebisa mungkin tidak menggabungkan antara karbohidrat dan protein hewani. 

Jadi biasanya saya mengganti nasi dengan sayuran yang banyak kalau ingin makan ayam, ikan, dan protein hewani lainnya. Sementara kalau lagi makan tahu atau tempe (protein nabati), ya makan nasi tidak apa-apa. Meski saya emang pada dasarnya pun ga terlalu suka nasi, jadi sehari-hari jarang sekali makan nasi, bisa seminggu penuh tanpa nasi atau bahkan sebulan penuh, tergantung mood.

Jadi, pola makan ini masih saya lanjutkan, hanya saja yang berbeda adalah saya mengurangi ngemil atau porsi makan snack saja. Dan bagian ini cukup challenging sih, karena ya itu tadi, kadang untuk mengurangi ngantuk akibat jam tidur yang rada kacau, godaan ngemil itu lebih sulit ditahan.

Tapi, tetep berusaha kontrol... jangan dilosin aja...

MEMAKAI KORSET!

Ini juga kebiasaan lama sejak melahirkan anak pertama lebih dari 10 tahun lalu, yaitu memakai korset.

Secara fisik sih dengan memakai korset perut akan tertekan dan terbentuk lebih slim, tapi efek yang paling bermanfaat untuk saya itu sebenarnya adalah untuk mengontrol nafsu makan.

Yes, karena pakai korset, perut tuh rasanya cenderung lebih cepat kenyang dan kenyangnya lebih tahan lama, jadi sangat membantu mengontrol keinginan untuk makan.

So, yes, siang saya pakai korset yang sebelumnya pakai Mustika Ratu Slimming Gel dulu. Dimana untuk saya, krim ini lebih untuk menjaga kulit lembab dan jika pun kulit kembali mengkerut karena menjadi lebih langsing, kulit tetap kencang. Efeknya ke membakar lemak di perut tidak terlalu saya rasakan. 

Lagi-lagi ya... menurut saya yang namanya suplemen itu sifatnya hanya membantu secara minimal, inti dari penurunan berat badan tetap di menjaga asupan kalori dan membakarnya.

AKTIFIN CALORY COUNTER

Ini barusan banget sih gara-gara ada diskon 50% untuk aplikasi calory counter favorit saya, Lifesum! Tapi aplikasi calory counter lain banyak ya... so, kalau mau pakai juga, silakan cari yang pas...

Aplikasi ini sendiri sifatnya lebih untuk mengontrol keseimbangan antara kalori yang masuk ke dalam tubuh dan yang kita bakar. Melalui aplikasi Lifesum ini, kita bisa menentukan target; apakah untuk menurunkan berat badang, menjaga berat badan, atau bahkan meningkatkan berat badan. Kita juga bisa memilih jenis diet yang paling pas, me-record perkembangan berat badan kita, dan banyak lagi.

Lebih dari sekedar concern tentang berat badan, Lifesum ini tujuannya sebenarnya lebih ke membantu kita me-maintain kebiasaan hidup sehat. Karena itu, selain calory counter, Lifesum juga memiliki water tracker, dan juga memberikan saran untuk menjaga keseimbangan nutrisi kita (karbohidrat, protein, dan lemak).

Oh ya, satu lagi... ini aplikasi beneran bermanfaat untuk saya yang rada obsesive compulsive ini, supaya lebih sadar diri.

***

Untuk sementara, itu yang rutin saya lakukan... Olah-raga akan sangat membantu, dan saya pun masih mencari celah dalam hari-hari saya untuk bisa olah-raga secara rutin lagi.

Dan kembali ke judul post kali ini, jika ingin disimpulkan seberapa efektif suplemen Herbilogy Slimming Kit dalam penurunan berat badan saya, hmm, saya tidak bisa tidak tahu. Tapi, satu hal yang pasti adalah bahwa peran suplemen dalam penurunan berat badan hanyalah membantu, dan tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak melakukan upaya mengurangi kalori dalam tubuh.

So, jangan berharap terlalu banyak bisa menurunkan berat badan sekedar bergantung pada suplemen tertentu, tanpa mengurangi asupan kalori dan membakar kalori dalam tubuh ya...

Kurang lebih begitu teman-teman... Semangat sehat ya!

With Love,
Nian Astiningrum
-end-

16 comments :

Hai! Terima-kasih sudah membaca..
Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan disini atau silakan DM IG @nianastiningrum for fastest response ya ;)