SOCIAL MEDIA

search

Thursday, February 21, 2013

Tea Morning Edisi Hot & Cold


‘Cause you’re hot then you’re cold
You’re yes then you’re no
You’re in then you’re out
You’re up then you’re down
[Katy Perry, Hot & Cold]

Pada awalnya tidak ada cerita yang spesial dengan pengumuman acara Tea Morning yang saya buat Hari Selasa 19 Februari 2013 lalu, tapi hari ini mendadak senyum Mr. One Stop Solution kami merubah semuanya :D

Jadi ceritanya bapak ini sudah datang untuk minta tolong dibuatkan pengumuman untuk acara Tea Morning bersama manajemen pada tanggal 21 Februari 2013, tapi karena mendadak Manajer dan beberapa Asman harus dinas keluar kota, maka acara itu ditunda! Jadi desain pengumuman saya kali ini, untuk pertama kalinya, sepaket… pengumuman acara sekaligus penundaannya pada hari berikutnya!

Dan inilah pengumuman acara Tea Morning yang akhirnya ditunda itu:

Pengumuman Acara Tea Morning 21/02/2013

Saya mengerjakan pengumuman ini dimulai dengan mencari gambar yang sesuai, dan gambar cerek inilah yang menarik perhatian saya, terlihat unik dan vintage. Karena warnanya hitam-putih, saya tinggal menentukan warna yang saya inginkan, dan warna inilah yang menurut saya pas, sesuai dengan mood saya saat itu:

Cactus Tones by Design-Seeds

Background sengaja dibuat putih, dan saya lebih banyak bermain warna untuk font, border gambar dan elemen-elemen lain. Meskipun demikian, hasilnya terkesan berkarakter sederhana dan vintage bukan?

Nah, selanjutnya inilah yang membuat pengumuman ini semakin spesial, Pengumuman Penundaan Acara:

Pengumuman Acara Tea Morning 21/02/2013

Supaya tidak unhistories dengan pengumuman sebelumnya (yang ditunda), saya sengaja memasang gambar pengumuman sebelumnya dan ditambahkan brightness-nya, sehingga terlihat samar. Selanjutnya tinggal pasang stempel “DITUNDA” dan keterangan di sampingnya, dengan begitu orang-orang tidak akan membutuhkan waktu lama untuk merunut acara mana yang ditunda.

Untuk warna, saya tidak ingin jauh dengan tema sebelumnya, tapi kali ini harus lebih tegas:

Berry Brights by Design-Seeds

Menurut saya, perpaduan warna antara pengumuman pertama dan kedua cukup serasi dan pastinya informasi yang ingin saya sampaikan ditampilkan dengan jelas dan menarik :D

Bagaimana menurut teman-teman, sependapat dengan saya?

With Love,
Nian Astiningrum

Source:
Palette: www.design-seeds.com

Picture: http://openclipart.lynms.edu.hk/clipart/maven/maven_Japanese_dragon_teapot.svg

Sunday, February 17, 2013

Raising Healthy Self Concept

"Adek bisaa!!” atau “Anak mama pinter”, katanya setiap kali berhasil melakukan sesuatu secara mandiri. “Adek aja, adek… adek…” katanya jika kami akan melakukan sesuatu untuknya.

“Adek bisa naik sendiri!”
Sambil menolak saya yang ingin membantunya.

Kalimat-kalimat semacam itu, sebulan ini begitu sering kami dengar dari Ganesh… Pada dasarnya sih, menurut pengamatan saya; dia ingin melakukan semua hal dilihatnya dilakukan orang dewasa sendiri. Dan saat dia bisa melakukannya, voila, ia terlihat begitu senang dan bangga :D. Terkadang hal semacam ini memang terasa merepotkan… Bayangkan hal-hal seperti itu terjadi sehari-hari:
  1. Pada saat saya sedang memetiki bayam untuk dimasak, dia dengan antusias datang dan meminta saya untuk untuk menurunkan bayam supaya bisa dirainya, “Mama tuwun… Adek, adek…”
  2. Pada saat saya sedang memasak sambil mengasuhnya (sebenarnya ini tidak disarankan ya :D), dengan penasaran Ganesh berkata, “Ikut mama.” Setelah itu dia mengamati yang saya lakukan, kemudian dia berkata lagi, “Ganesh bisa ulek-ulek” sambil meminta ulekan yang saya pegang.
  3. Pada saat papanya sedang asyik, merakit kipas angin baru, dia berkata dengan bersemangat, “Adek benerin kipas angin,” sambil meminta obeng yang sedang dipegang papanya.
  4. Dan banyak lagi…
Ngotot Merebut Obeng Papa
“Adek mau Benerin Kipas Angin!”


Hal-hal di atas mungkin mungkin bisa kita lakukan dengan mudah dan dalam waktu yang sangat singkat; tapi jika dikerjakan oleh seorang anak berusia 18+ bulan tentu lain ceritanya… Pastinya hal tersebut akan menjadi hal yang sulit dan memakan waktu yang cukup lama untuk dikerjakan. Bagi kita, terkadang itu berarti harus menebalkan kesabaran dan mempertajam empati… Dan hal itu sungguh tidak sulit dilakukan jika kita mengingat betapa hal tersebut berarti baginya dan betapa hal tersebut memiliki manfaat untuk perkembangannya menuju individu yang sehat secara psikologis nantinya.

Friday, February 8, 2013

Bubur Kombinasi with Omelet Wortel

Pagi ini, seperti biasa saya bersiap-siap meracik sarapan untuk Ganesh… Awalnya sih mau bikin pancake tahu, tapi kok mendadak ragu dengan tepung beras yang ada ya… So, pagi-pagi saya sudah BBM sahabat saya Sasa yang adalah lulusan Study Teknologi Hasil Pertanian UGM:

Saya       : “Sa, tau ga, kalo tepung beras kaya R*se B*and itu pake pemutih ga ya?
Sasa       : “Semua tepung emang pake pemutih Nian”
Saya       : “Wew, aku suka pake tepung itu lho…”
Sasa       : “Tapi kalo yang dipasarkan dengan merek paten itu sudah pasti dengan takaran yang diperbolehkan. Lagi pula kalau pemutihnya food grade kan ga papa”

Hmm, jadi ragu nih mau bikin pancake untuk sarapan Ganesh… Nanti siang dipastikan dulu saja, sekarang switch ke plan B… “Bubur Kombinasi w/ Omelet Wortel”, (seperti biasa) resep dengan tag line; simple, cepat dan bernutrisi :D

Bubur Kombinasi w/ Omelet Wortel

Begini cara membuatnya…

Monday, February 4, 2013

Calibre Ebook Management

Mengoleksi buku dalam bentuk softcopy alias ebook bukan hal yang baru saya lakukan, tapi baru sebulan terakhir ini saya mulai rajin mengumpulkan berbagai macam bacaan dalam format ini. Awalnya sih, sebenarnya bukan sengaja mengumpulkan, tapi seringkali pada saat mengerjakan suatu ‘proyek’, saya googling untuk mencari tambahan referensi, dari situlah saya menemukan berbagai macam bacaan dalam format ebook.

Pada saat kuliah tahun 2003 sd 2007, mencari referensi dari internet merupakan solusi untuk mengerjakan tugas-tugas saya; mulai dari berbagai macam paper hingga skripsi. Alasan saya suka mencari referensi dari internet adalah karena prosesnya lebih simpel daripada pergi ke berbagai perpustakaan dan mengubek-ubek koleksi mereka dengan tambahan resiko, buku sedang dipinjam dan sebagainya; mengetik kata kunci dan menekan ‘enter’ tentu jauh lebih mudah :D, apalagi kampus saya saat itu berlangganan EBSCO. EBSCO adalah penyedia layanan database untuk referensi digital, sehingga tidak sulit mencari dan menyimpan berbagai macam jurnal ilmiah untuk keperluan saya waktu itu.

Pasca lulus pada Bulan Agustus 2007, intensitas mencari referensi digital jauh berkurang, karena memang setelah bekerja ‘proyek-proyek’ yang berbau ilmiah sangat jarang dilakukan. Sampai pada akhir tahun 2012 lalu saya mulai menyadari bahwa jarak saya dengan dunia ilmiah terutama Psikologi mulai melebar terlalu jauh. Saya merasa kurang update dengan isu-isu Psikologis terkini dan bahkan ternyata pengetahuan yang saya dapat sebelumnya mulai terasa sulit dipanggil :(. Hal berbau Psikologi (terutama klinis dan perkembangan) tetap merupakan passion saya dan pada saat saya mulai merasa ‘gagap’ untuk memberikan analisa psikologis pada saat mengamati perkembangan Ganesh atau melihat permasalahan di sekitar saya, rasanya sungguh tidak menyenangkan. Itulah alasan kenapa saya mulai rajin membuat tulisan Psikologis saya terhadap berbagai hal yang menarik di sekitar saya (terutama tentang Ganesh). Dan dari sanalah saya mulai aktif mencari berbagai referensi ilmiah… Yah, walaupun bukan untuk konsumsi ilmiah, tapi paling tidak aura ke-Psikologi-an saya tetap bersinar, hahaha :D.

Dalam proses penyelesaian proyek-proyek kecil saya itulah tanpa sadar mulai mengoleksi berbagai macam ebook, yang tentu saja sebagian besar berbau Psikologi. Dan ternyata lama-kelamaan saya jadi lebih menyukai buku dalam format ini karena dua hal:
  1. Efisien dalam hal penggunaan waktu membaca, karena saya bisa menggunakan fasilitas search; sehingga saat ini saya lebih menyukai format ebook untuk jenis buku-buku referensi.
  2. Earth friendly; pastinya karena buku ini tidak menggunakan kertas, sehingga mengurangi penebangan pohon untuk membuat kertas kan :D

Seiring bertambahnya koleksi, saya mulai berinisiatif mengorganisasi ebook-ebook ini dengan cara sederhana; yaitu menggunakan folder. Sampai pada suatu saat, saya sendang browsing-browsing referensi, malah saya nyangkut ke sebuah artikel tentang aplikasi ebook management. Hmm, baru ngeh nih kalau ada aplikasi semacam itu, jadi saya mulai mencari aplikasi ebook management yang bagus… dan sampailah saya pada Calibre.

Calibre Ebook Management