Sebenarnya sudah setahunan Ganesh mulai masuk ‘sekolah’,
sejak Bulan Februari 2015, di kelas Kelompok Bermain kala itu. Sejak itulah ada
tugas baru bagi saya, yaitu menyiapkan bekal, karena memang ada waktu makan
bersama di ‘sekolah’-nya. Sudah hampir setahunan ternyata… hmm, tapi baru
akhir-akhir ini saya dibuat pusing dengan urusan perbekalan ini. Karena, jika
dulu saya bisa asal saja dengan menu-menu kilat seperti nasi dan telur dadar
atau roti tawar dengan selai coklat; maka sekarang saya harus benar-benar
berpikir bagaimana menyiapkan bekal yang mudah disantap dan peluang habisnya
besar. Kenapa demikian? Hmm, agak panjang nih penjelasannya…
Jadi, pasca pindah sekolah sebulan yang lalu, Ganesh harus
berangkat sejak pagi dan transit dulu di kantor saya untuk kemudian masuk siang
dari pukul 10:30 hingga pukul 13:00. Lalu, sepulang sekolah pun dia harus
transit lagi di kantor saya hingga pukul 16:00 saat saya pulang kantor. Nah,
disitu berarti bekal Ganesh akan dimakan pada saat makan siang (sekitar pukul
12:30), maka bekal Ganesh harus cukup mengenyangkan dan bernutrisi, serta untuk
efisiensi waktu maka harus bisa dihabiskannya sendiri tanpa bantuan orang
dewasa lainnya. Karena jika tidak dan saya harus menyuapinya lagi, berarti
waktu kerja saya kembali berkurang dan pulangnya bisa lebih sore lagi… :(
Nah, karena kerumitan itu, sejauh ini baru ada tiga menu yang
memenuhi syarat di atas dan rutin menjadi bekal Ganesh (4 tahun 6 bulan) ke
sekolah. Pertama adalah (tentu saja) nasi goreng kesukaannya, pasta dan yang
terbaru adalah pizza makaroni.
Pizza makaroni ini sebenarnya terinspirasi dari resep bakwan
makaroni yang saya temukan di internet. Tapi, karena pada percobaan pertama
ternyata banyak memakan waktu untuk menggoreng satu per satu, maka saya tuang
saja semua adonan ke dalam teflon kecil dan kemudian diiris-iris seperti pizza
setelah matang, hehe :D. Jelas lebih hemat waktu dan bentuknya malahan lebih
menarik (semoga bukan pembelaan :D). Dan berikut adalah langkah-langkah
membuatnya…