Ya, ‘Si Bolang’ rasanya sebuah julukan yang tepat untuk
Ganesh karena kesehariannya… Iya, benar, setiap hari memang Ganesh ngebolang kok :D. Kami memang tinggal di
sebuah kota kecil bernama Tanjung Enim, sebuah kota yang dibelah oleh sebuah
Jalan Lintas Sumatera. Hmm, jangan
membayangkan jalan ini sebesar jalan lintas propinsi di Jawa ya… Jalan ini sama
sekali tidak bisa dibandingkan dengan Jalur Pantura, meskipun kendaraan yang
melintas tidak kalah besar. Secara Tanjung Enim terkenal dengan tambang
barubaranya, jadi otomatis banyak truk pengangkut batubara dan alat berat yang
melintas di jalan kelas III ini.Lho…
ini kok malah jadi curhat soal kota kami ya :D.
![]() |
Main Tanah & Ngobrol sama Kucing
|
![]() |
Main Air & Kemah-kemahan
|
![]() |
Jemput Mama Pulang Kantor & Observasi Bekicot
|
![]() |
‘Berangkat Sekolah’
|
Lalu bagaimana jika suatu Ganesh diajak ke keramaian yang
sama sekali berbeda dengan kesehariannya? Sebut saja mal biasa kita kunjungi… Hihi, sangat menarik tentu saja :D. Kami
mengajak Ganesh pertama ke mal pada Desember 2012 pada saat dia berusia enam
bulan dan terakhir kali kami mengajaknya bulan Oktober 2013 ini, pada saat dia
berusia dua tahun empat bulan. Setelah pengalaman pertama, kedua, ketiga dan
beberapa selanjutnya membawa Ganesh ke mal; kami sepakat bahwa mengajak Ganesh
berarti bersedia untuk tidak menetapkan target apapun saat acara shopping itu. Just let it flow, mengikuti kemana kaki atau telunjuk Ganesh
mengarah, benar-benar mengajaknya berekreasi; karena Ganesh memang tidak bisa
diam sedetik pun! Dia bahkan tidak
mau digendong setelah bisa merangkak! Sampai-sampai kami harus menerima
pandangan aneh orang-orang saat Ganesh minta merangkak di lantai mal pada saat
berusia sebelas bulan Í_Í.
“Mungkin
Ganesh tidak biasa kali…” Hmm, kenyataannya memang kami sangat
jarang menginjak mal sih setelah
lebih dari lima tahun menetap di kota kecil ini. Soalnya jarak mal terdekat itu
hampir 200 Km yang harus ditempuh dengan perjalanan kurang lebih 5 jam. Kalau
dulu sebelum ada Ganesh sih bisa saja kami berangkat Subuh dan pulang jam 4
sore. Tapi setelah ada Ganesh, sudah pasti kami harus mencari penginapan untuk
bermalam, supaya Ganesh tidak terlalu capek. Cukup ribet! Karena itu kami
sengaja menyempatkan diri ke Palembang (lokasi mal terdekat), mungkin sekitar 3
bulan sekali :D. Dan mari sedikit kita dramatisir; sudah 3 bulan sekali, tidak
bisa belanja karena Ganesh sibuk dengan kegiatannya sendiri lagi… Tragis ya :D
Pada saat
kita menjadi orang-tua ternyata memang ada begitu
banyak hal yang berubah. Di satu sisi kita harus banyak berkompromi dengan
anak, yang itu terkadang berarti mengesampingkan kebebasan kita…
kebebasan shopping misalnya :D. Saya
sendiri sih menikmati semua itu,
meskipun ada kalanya kebutuhan akan me
time itu perlu disalurkan, ada kalanya saya dan suami ingin benar-benar
menyusuri lorong-lorong mal itu dengan tenang, berdua saja. Kalau sudah begitu,
solusinya ya ajak pengasuh untuk
menjaga Ganesh di penginapan, sementara kami berbelanja. Dan di kesempatan lain
khusus menyediakan waktu hanya untuk mengajak Ganesh ke mal, jadi tidak perlu
ada yang merasa dipaksakan. Oh ya, untuk beberapa orang
mungkin bisa
mengajak pengasuh ke mal, tapi tidak dengan kami. Pengasuh kami memiliki trauma dengan
eskalator :D. Unik ya? Jadi beliau bercerita bahwa dulu dia pernah diajak ke
mal dan melihat seorang pengunjung terjepit di eskalator. Sementara, di setiap
mal pasti ada eskalator dong, jadi ya
tidak ada cara lain kecuali mengajak Ganesh sendiri tanpa pengasuh.
Tapi keribetan itu ternyata sedikit demi sedikit berkurang,
lama-kelamaan reaksi Ganesh mulai berubah dari beberapa kali kunjungan kami ke
mal. Dari benar-benar sekedar angon
dia kemanapun dia berjalan, terakhir kemarin kami sudah bisa mengajaknya duduk
beberapa lama untuk makan bersama di luar… Yeay!
Finally :D. Dan berikut perkembangan respon Ganesh pada saat kami ajak ke mal
dari waktu ke waktu yang berubah seiring semakin dewasanya anak lanang ini:
- 6 bulan: Ganesh memang belum bisa berjalan dan masih selalu dipeluk dalam gendongan; tapi jangan salah, setiap kali saya mulai memegang-megang baju, dia lebih heboh menarik-nariknya… Alhasil, tetottt, saya pun menjauh dari baju baju itu :(. Belum lagi setelah merasakan eskalator, setiap kali lihat langsung tunjuk-tunjuk minta naik… Ooh…
- 11 bulan: Waktu itu Ganesh sudah (atau baru) bisa merangkak, dan seringkali dia bosan digendong dan minta diturunkan ke lantai. Oh ya, benar sekali, dia merangkak di lantai mal dan kami pun lebih sibuk menjaga dan membujuknya supaya mau digendong kembali. Hasilnya, kegiatan belanja masih gagal total!
- 16 bulan: Ganesh sudah bisa lari-lari… So, kami harus mengikuti kemanapun Ganesh berjalan (atau berlari) termasuk tawaf mengelilingi ruang terbuka yang biasa ada di tengah mal! Ini berarti kami harus say bye-bye juga dengan makan di luar bertiga dalam satu meja, karena Ganesh sama sekali tidak mau duduk diam. Jadi, kami harus bergantian makan dan salah satu mengikuti Ganesh berjalan… It means, forget about the shopping time!
- 2 tahun 2 bulan: Finally… terakhir kali kami mengajaknya ke mal kemarin, Ganesh sudah bisa duduk diam dan makan bersama kami. Walaupun belum leluasa, Ganesh juga sudah mau berkompromi dan mau diajak masuk ke beberapa counter yang ingin kami kunjungi. Ini artinya, kami bisa berbelanja lagi… yah, walaupun harus gerak cepat, sebelum Ganesh memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menjelajahi mal :D.
![]() |
Bisa Anteng Sebentar dalam Trolley
(1.5 tahun)
|
![]() |
“Ganesh yang
bawa!”
Ini saatnya kami ikut kegiatan belanja Ganesh,
sambil nyolong-nyolong cari keperluan pribadi :D
(kurang lebih 2 tahun)
|
![]() |
“Naik mobil
itu membosankan!”
Bertahan beberapa putaran naik mobil remote, setelah itu
Ganesh lebih tertarik kenapa mobil itu bisa berjalan :D
(Kurang lebih 2 tahun)
|
![]() |
Istirahat
Setelah benar-benar capek, saatnya tidur,
Papa aja deh yang belanja :D
Bangun tidur baru deh
mau duduk sebentar untuk makan
|
Seru ya :D. Sebutlah kami ini keluarga ‘Si Bolang’ yang
jarang menginjak mal, begitu melihat mal mama dan papa Bolang pasti sudah sibuk
dengan pikiran ingin belanja ini dan itu. Sementara itu, si Bolang sibuk dengan
keingintahuan dan hasratnya yang tidak terbendung untuk meng-explore ruangan dan lorong-lorong terang
dengan lantai yang licin itu. Yah, saat
mengajak seorang anak ke suatu tempat, kita harus mengutamakan kenyamanannya.
Setiap anak tentu saja memiliki karakternya masing-masing. Ada yang tidak
terlalu terganggu dengan keramaian dan banyaknya stimulus, ada juga yang
sebaliknya, atau ada juga yang seperti Ganesh; ingin merespon stimulus itu
dengan keinginan untuk mengeksplorasi. Untuk anak dengan karakter pertama,
mungkin bisa saja diajak mengikuti kegiatan kita. Anak dengan karakter kedua,
lebih baik jangan terlalu dipaksakan dan biasakan perlahan-lahan dengan situasi
seperti itu. Dan anak dengan karakter ketiga, berarti kita yang harus mengalah
dan mengikuti kegiatannya daripada memaksanya mengikuti kegiatan kita (Ganesh
banget nih :D).
Tapi tidak perlu khawatir kok,
seiring perkembangan anak, kognisi dan emosinya akan semakin matang dan dengan
bertambahnya kedewasaan, lama-kelamaan dia akan bisa diajak bekerja-sama untuk
mengikuti kegiatan kita. Jadi jangan patah semangat dan merasa bahwa kita tidak
akan bisa menikmati apa yang bisa kita nikmati dulu.
Hihi, ini sih curhatan
ibu baru seperti saya ya… Hmm, jadi
ingat sewaktu mengalami baby blues
sehabis melahirkan Ganesh deh :D
Bagaimana, ada yang punya pengalaman seperti saya? Bagian
tinggal di daerah terpencilnya… atau bagian punya anak yang tidak bisa diamnya
seperti Ganesh mungkin? Apapun itu, menjadi orang-tua memang petualangan yang
selalu seru pada setiap episodenya ;)
With Love,
Nian Astiningrum
-end-
mengamati tingkah laku anak itu memang selalu menyenangkan. Selalu aja ada crt baru :)
ReplyDeleteBetul mbak.. @keek naima :)
ReplyDelete