SOCIAL MEDIA

search

Monday, September 15, 2014

Bounce Back

Cannot fall, never do regret
Know just what is being said
Know the risk you take
Keep your head above it all
Sure you can fall
But not now you gotta prove
Something new, being you, being you

Sebagai seorang melankolis sejati, lagu ciptaan Marit Larsen berjudul ‘Solid Ground’ di atas memang selalu sukses membuat saya nangis-nangis. Bukan hanya karena sedih, tapi justru karena akhirnya bisa semangat. Sebagai seorang kerap kali merasa bersalah (self guilt) dan menyesal, penggalan lirik di atas benar-benar pas sekali. “Jangan pernah menyesal. Sadari saja apa yang telah kamu ucapkan. Sadari resiko yang kamu ambil (karena memang semua selalu ada resikonya). Tegakkan kepalamu. Tentu saja kamu bisa terjatuh. Tapi bukan sekarang, kamu harus membuktikan sesuatu yang baru… menjadi dirimu sendiri…”

Baiklah, mungkin hanya mereka orang-orang aliran introvert dan melankolis (yang sedikit) ekstrim seperti saya yang paham rasanya takut melakukan sesuatu karena takut tidak sempurna atau merasa bersalah dan menyesal karena ketidaksempurnaan menurut kacamata kita. Hmm, well, that’s me a long time ago… Dan lagu itu, somehow, benar-benar membuat saya terinspirasi untuk belajar menerima diri sendiri dan mulai fokus pada hal lain di luar perasaan dalam diri saya. Karena, kenyataannya kadang perasaan kita begitu manipulatif, membuat sesuatu yang ‘kecil’ menjadi sesuatu yang luar biasa ‘besar’. Kadang kita harus bangkit dan menghapus air mata kita agar bisa melihat dunia dengan lebih jelas bukan.

Can’t feel, keep from asking why
Be the strongest at goodbyes
Know your place in life
Now expand your wings and fly
It reaches high but not,
Enough you seem to me
So incomplete, swept off your feet

Dalam hidup, akan ada masanya kita akan merasakan sebuah kekecewaan. Rasa dimana kita tidak mendapatkan sesuatu yang pantas kita dapatkan, atau merasa hidup terlalu berat menempa kita. Well, that’s life… itulah hidup kita… be blessed with it… Dan itu sama sekali bukan alasan untuk kita terus meratapi nasib, untuk apa? “Berhentilah bertanya mengapa. Jadilah kuat dalam segala perpisahan (dengan hal yang kita inginkan). Sadarilah tempatmu dalam hidup (jangan terlalu menuntut). Dan kepakkan sayapmu. Terbang tinggi…”

And let me tell you they will always pull you down
Before you know it they will take your smile and push you around
They will fight and struggle
To blur and trouble
Your sense of solid ground

Dalam hidup, akan selalu ada masanya kita merasa jatuh dan terpuruk. Entah sebuah kejadian atau seseorang, akan selalu ada ‘sesuatu’ yang membuat kita merasa tercampakkan dan merasa gamang dengan hidup kita. Well, that’s life… Dari sudup pandang yang lebih positif, ‘sesuatu’ itulah yang sesungguhnya menempa kita menjadi orang yang lebih dewasa, lebih tangguh dan kuat dari sebelumnya. Yes, “‘Mereka’ akan terus berusaha menjatuhkanmu. Mereka akan mencuri senyummu dan melemparmu. Mereka akan berusaha dan berusaha merasa tidak memiliki pijakan.” Tapi… semua itulah yang akan membuatmu menjadi seorang yang kuat dan bijak, jika berhasil melampauinya.

Cannot know, lose your self-control
Be and angel over all
Know your secret way
Laugh at everything they say
Will you remain the same?
And now you dare not see
What's letting go
Inside of me,is it me?

Dalam hidup, ada kalanya kita merasa begitu marah “Tidak bisa memahami dan kehilangan kendali”, dan berteriak, “Cukup!” Tapi, pada akhirnya, kita harus memaafkan… “Menjadi malaikat setelah semuanya…” Memaafkan untuk diri kita sendiri… Karena amarah hanya akan menyiksa diri kita lebih, daripada ‘sesuatu’ atau ‘seseorang’ yang kita benci dengan sangat. Tetap menjadi orang baik dan berhenti membenci dan mendendam. Dan ada saatnya, kita harus belajar “Menertawakan apapun yang mereka katakan”. Oh come on, mereka hanyalah orang lain, yang tidak peduli pada kita, jadi kenapa harus menghabiskan begitu banyak energi untuk bereaksi? Maafkan saja mereka, tersenyum, sadari bahwa kita semua memiliki sebuah jalan hidup yang penuh misteri. Hmm, biarkan rasa sakit kita mendapat kebaikan yang setimpal dari penguasa semesta, entah sebuah kekuatan, kedewasaan atau anugerah lain yang kita butuhkan dan dambakan.

Dan sekali lagi… apapun yang terjadi, kita tetap harus menegakkan kepala kita, menatap ke depan dan membuktikan kualitas diri kita… Merasa menjadi korban akan keadaan memang membuat kita seolah tidak bertanggung-jawab atas kemalangan hidup kita. Tapi, apa gunanya? So

Keep your head above it all
Sure you can fall
But not now you gotta prove
Something new, being you, being you

(Solid Ground, Marit Larsen)


***

Cover single ‘Solid Ground’ oleh Marit Larsen
Gambar dari: en.wikipedia.org

Dan itulah lagu favorit saya sepanjang masa, jatuh cinta begitu mendengarnya, menemani masa-masa menerima diri sendiri, saat Bapak jatuh stroke di tengah masa kuliah, saat begitu ingin segera lulus untuk membantu keluarga. Menemani saat saya mempunyai mimpi gila menyelesaikan skripsi sembari mengambil program KKN dalam semester yang sama. Menemani saat berusaha mencari jalan kemandirian, saat dibingungkan dalam labirin percintaan dan banyak lagi. Sesuatu yang memang harus dilalui untuk berbuah manis… Untuk membuat kita menjadi lebih bangga pada diri kita sendiri, karena sudah menjalani semuanya. Sesuatu yang tidak kita dapatkan melalui hidup yang mudah dan lurus.

Dan lagu ini, menemani saya hingga kini… saat tantangan untuk memafkan dan membuktikan diri kembali menghadang saya. Tentu saja, ada saatnya semua itu berhasil membuat saya merasa terpuruk, tapi dibalik keterpurukan akan selalu ada pilihan untuk tenggelam atau bangkit. And I choose to bounce back :).

Dan siapapun di luar sana yang merasa terpuruk, menangislah… tapi setelah itu, bangkitlah, buktikan pada mereka dan dirimu sendiri, siapa dirimu. “Keep your head above it all. Sure you can fall. But not now you gotta prove. Something new, being you, being you…”



With Love,
Nian Astiningrum
-end-

6 comments :

  1. Aku juga sukaaaaa banget lagu ini ^_^
    Benar-benar lagu yang menggambarkan kehidupan kita :)
    Aaah, jadi pengen nyanyi #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, mak Ijul juga suka.. *excited*
      Secara lagu ini ga rilis di Indonesia.. toss kalo begitu..
      Lagu ini emang keren, katanya sih ini lagu yg dibikin si Marit Larsen pas usia 14 tahun..
      Dg latar belakang hidupnya yg broken home, sempet gagal jadi artis.. rasanya bisa dimengerti dia bisa bikin lagu sedalam ini ^_^

      Delete
  2. Cari ah lagunya... :)
    Lagu kesukaan aku tergantung peristiwa yang sedang aku alami... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. aku juga Mak, cuma dasar melankolis, lagu ini selalu saja jadi favorit.. karena dalam perjalanan hidup sering melow.. hihi :D

      Delete
  3. Lagunya "daleeeemmm" banget ya mak. Baiklah, saya akan coba cari lagu2 paporit saya deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. dalem banget.. si Marit ini memang punya latar belakang hidup yang cukup berliku, makanya dia bisa bikin lagu sedalem ini.. :)

      Delete

Hai! Terima-kasih sudah membaca..
Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan disini atau silakan DM IG @nianastiningrum for fastest response ya ;)