SOCIAL MEDIA

search

Saturday, February 9, 2019

'Idola Mama Homemade': Sebuah Proyek Idealis Makanan Sehat Keluarga

Halo 2019! Wohoo! Saya benar-benar excited dengan tahun ini, secara akhirnya mendapatkan lebih banyak kelonggaran untuk melakukan berbagai hal berkaitan dengan mimpi saya. Baiklah, saya memang seorang ibu dua orang anak, pun dengan embel-embel seorang pekerja full time. Waktu adalah sesuatu yang sungguh-sungguh sempit dan langka, namun bukan berarti pula bahwa saya kehilangan waktu untuk bermimpi. Selama beberapa lama, mereka hanya tertidur, dan begitu waktunya tepat, mereka pun berbalik membangunkan saya.

Ya, beberapa mimpi kemudian membangunkan saya sejak akhir tahun 2018 lalu… dan 2019 ini saya benar-benar bersemangat untuk mewujudkannya. Salah satunya adalah proyek bertajuk Idola Mama Homemade yang kami (saya dan suami) mulai sejak Bulan September 2018 lalu…

***


AWAL MULA TANPA RASA PERCAYA DIRI

Semua berawal dari idealisme saya sebagai seorang ibu yang berusaha memberikan nutrisi terbaik dan makanan sehat untuk anak-anaknya. Dari sana, kemudian saya menjadi sangat selektif dengan makanan yang dikonsumsi anak-anak. Bukannya, mengharamkan 100% bahan-bahan yang kurang baik untuk kesehatan; seperti MSG, pewarna, perasa, pengawet, dan sebangsanya; namun sebisa mungkin mencari alternatif makanan yang tidak mengandung bahan-bahan tersebut. Kalaupun terpaksa, maka konsumsi seminimal mungkin dan sejarang mungkin.

Yup, saya tipe ibu yang lumayan ketat nih soal makanan sehat…

Kalau saya dan suami yang notabene orang dewasa sih cincai lah ya… sudah bisa mengatur diri sendiri apa yang baik dan tidak baik untuk diri kita, soal nafsu makan juga sudah bisa menyesuaikan dengan preferensi kesehatan tadi. Tapi, untuk anak-anak kan tidak begitu… Mereka tahunya ya makan itu yang enak dan yang mereka pengen.

Kondisi itu kemudian menjadi semakin kompleks pada saat mereka mulai sekolah dan harus membawa bekal ke sekolah. Pagi hari yang sempit itu, harus menyiapkan diri ke kantor dan anak-anak ke sekolah, menyiapkan bekal jadi tidak bisa terlalu all out… dan makanan praktis pun jadi salah satu solusi pada saat kepepet. Chicken Nugget adalah salah satu solusinya…

Ya, sesungguhnya Chicken Nugget ini bukan hanya makanan favorit bagi anak-anak, tapi juga ibunya. Kenapa? Karena dia begitu praktis, tinggal goreng saja dan sebagian besar anak pun sangat menyukainya. Tapi, sejauh pengetahuan saya, Chicken Nugget yang beredar di pasaran itu tentu saja mengandung MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet, pewarna, dan bahkan perasa lainnya… 

Karena itulah, kemudian saya mulai mencoba-coba berbagai resep Chicken Nugget rumahan sejak kurang lebih 4 tahun lalu. Sampai akhirnya, menemukan perpaduan bumbu yang pas dari eksperimen ini dan saya ikuti sampai sekarang, karena sudah pas di lidah saya dan anak-anak. Tak lupa juga saya tambahkan wortel sebagai pelengkap nutrisi, karena ada kalanya kan anak-anak males makan sayur ya…
Saya udah super bangga lah dengan resep Chicken Nugget yang biasa saya bikin buat anak-anak. No MSG, no pengawet, bahan-bahan juga pilihan, ada wortelnya, plus anak-anak suka… sudah paling TOP lah pokoknya…
Tapi pada saat suami bilang, "Mama, nugget-nya ini enak lho, coba kita jual aja… pasti banyak yang mau…" saya tetap merasa tidak sepenuhnya setuju sih.


Saya jelas merasa tidak percaya diri kalau orang akan sependapat dengan suami saya yang notabene memang cukup sensitif dengan MSG. Padahal, sebagian besar orang ya pasti lebih menyukasi sesuatu yang gurih dan enak kan, yah, saya ga yakin lah Chicken Nugget saya bisa bersaing dengan produk serupa di pasaran.

Belum lagi kebayang ribetnya pemasaran Chicken Nugget tanpa pengawet, yang tidak tahan lama pada suhu ruangan.

Jadi, sebenarnya waktu itu saya ga terlalu setuju sih dengan pendapat suami. Tapi… karena suami keukeuh mau coba jualan di kantornya, ya baiklah, kita coba saja…


TESTIMONI POSITIF DAN LAHIRNYA 'IDOLA MAMA HOMEMADE'

Mewujudkan keinginan suami, beberapa hari kemudian sengaja saya menggoreng Chicken Nugget cukup banyak untuk dibawa suami ke kantor sebagai tester. Dipotong-potong dengan ukuran lebih kecil tentu saja, biar semua kebagian, hihi…

Dan di luar dugaan, beberapa saat kemudian suami mengirimkan Whatsapp, bercerita kalau teman-temannya di kantor bilang kalo Chicken Nugget-nya enak, sampai berhasil mendapatkan order sebanyak 2 kg! Angka yang cukup membuat saya ter-wow-wow… "Eh, ternyata Chicken Nugget saya ada yang suka lho…"

Orderan pertama kami. Waktu itu untuk berat pun belum standard dan packaging pun seadanya dengan distaples.


Dari sini, kemudian saya mulai berpikir, kalau Chicken Nugget Homemade tanpa MSG dan pengawet seperti ini memiliki pasar yang cukup luas. Dulu, saya mikirnya ya, orang cenderung tidak akan terlalu ambil pusing soal makanan sehat sampai ribet cari Chicken Nugget tanpa MSG dan pengawet. Jadi, ya dagang Chicken Nugget Homemade kaya gini itu bakalan susah cari peminatnya, ternyata enggak lho… Di lingkungan kita aja cukup banyak yang suka kok…

Yang suka makanan sehat itu banyak… yang ga suka micin tapi suka Chicken Nugget juga tidak sedikit…

Jadi, saat libur, kami eksekusilah orderan itu, sekaligus sengaja saya lebihin buat tester di kantor saya sendiri… Mulai penasaran nih ceritanya, kalau di kantor saya kira-kira bakalan ada yang pesen enggak…

Dan ternyata… wow, saya dapat pesanan sekitar 6 kg! Benar-benar tidak menyangka! Termasuk tidak menyangka rempongnya juga sebenarnya… Semua harus saya kerjakan sendiri, karena kebetulan suami dinas keluar kota dan ART pun sedang tidak ada, haha… Benar-benar libur itu diisi dengan kegiatan ngulen adonan dan melapisi Chicken Nugget dengan tepung panir. Asli capek banget… tapi senangnya sungguh tak terkira…

Penampakan kurang lebih 6 kg Chicken Nugget sebelum dipack.

Ya, banyaknya order waktu itu memang karena faktor masa promosi dan harganya juga diskon lumayan sih… Tapi, tetap, kami tidak menyangka kalau animo teman-teman bakalan sebesar ini…
Karena penerimaan dan testimoni positif beberapa konsumen pertama ini, kemudian muncul rasa percaya diri bahwa Chicken Nugget Homemade saya ini memang lumayan juga lho!
Dan selanjutnya, saya pun rutin mengadakan PO (Pre OrderChicken Nugget Homemade setiap minggu. Jadi, setiap Senin sampai Jumat saya menerima pesanan, Hari Jumat sore sampai Minggu proses produksi hingga pengepakan, dan Senin didistribusikan kepada pemesan. Ya namanya juga tanpa pengawet dan konsumen pun masih terbatas, jadi ga berani nyetok.

Dengan sistem ini, alhamdulillah order terus mengalir meskipun tidak sebanyak waktu masa promo tentu saja… Dan yang terpenting, kemudian kami pun menemukan pelanggan-pelanggan loyal yang selalu repeat order… benar-benar confidence booster!

Beberapa testimoni konsumen yang sempat diarsipkan

Dari sanalah kemudian saya mulai mantap untuk menekuni bisnis ini dan mulai memikirkan packaging dan logo untuk produk kami.

Dan setelah melalui proses berpikir dan mempertimbangkan, akhirnya saya memutuskan bahwa proyek ini akan diberi nama 'IDOLA MAMA HOMEMADE'. Frasa IDOLA MAMA dipilih karena proyek yang berawal keinginan saya untuk memberikan makanan sehat dan nutrisi terbaik bagi anak-anak ini saya harapkan dapat membantu ibu-ibu di luar sana. Yang juga memiliki keinginan sama namun terkendala waktu dan tenaga. Harapannya makanan homemade ini bisa menjadi idola ibu-ibu tersebut sebagai partner memberikan makanan sehat bagi buah hatinya.


Sedangkan kata 'HOMEMADE' sendiri sengaja dipilih karena memang proses pembuatannya rumahan atau homemade dan dalam bayangan saya, kedepannya produk kami bukan hanya Chicken Nugget saja, tapi berkembang varian rasa lain atau jenis makanan lain. Jadi, sengaja tidak menunjuk spesifik pada Chicken Nugget saja.

Untuk logonya sendiri diadaptasi dari logo blog lemonjuicestory saya, karena menurut saya gambarnya sangat representatif dengan frasa 'Idola Mama'… Doodle seorang wanita yang memegang microphone, selayaknya artis/idola hanya saja tampak begitu sederhana. Macam ibu rumah tangga biasa yang menjadi idola bagi anak-anaknya.


TANTANGAN PENGEMBANGAN BISNIS

Kepercayaan diri adalah hal yang penting dalam membangun sebuah usaha, namun bukan berarti langkah selanjutnya akan semulus jalan tol tentu saja. Sejauh ini, ada beberapa tantangan dalam pengembangan proyek makanan sehat dengan konsep homemade ini.

Chicken Nugget Homemade tanpa MSG dan pengawet ini punya sejumlah keunikan, di antaranya adalah tidak tahan lama di suhu ruangan. Disamping itu, karena bahan-bahannya (bisa dibilang) premium harganya jualnya tidak bisa ditekan demikian murah jika menggunakan bahan tambahan lainnya. Dari dua karakteristik ini, kemudian kita harus jeli menentukan strategi pemasaran yang tepat.
Untuk sebuah produk yang belum dikenal, tidak diproduksi oleh perusahaan yang punya nama, harganya tidak bisa dibilang murah, pun gerak distribusinya terbatas karena tanpa pengawet; strategi produksi dan pemasaran menjadi hal yang cukup tricky.
Dengan karakteristik produk yang semacam ini, maka beberapa hal harus diperhitungkan dengan matang berkaitan dengan pengembangannya.

Pengenalan produk dan kelebihannya pada masyarakat. Saat ini pengenalan produk telah dilakukan melalui social media Instagram dan Facebook, namun belum optimal karena terkendala waktu.

Mendapatkan bahan-bahan yang sehat dan berkualitas dengan harga yang bersaing. Karena kapasitas produksi tidak terlalu tinggi, sehingga sulit mendapatkan harga grosir. Selama ini, untuk mendapatkan bahan baku, saya harus hunting ke berbagai pasar modern maupun tradisional untuk mendapatkan harga yang terbaik. Dimana hal ini tentu saja memakan banyak waktu dan bahkan tidak leluasa dilakukan karena kesibukan lainnya.

Memastikan bahwa Chicken Nugget yang sudah diproduksi segera terjual supaya jangka kadaluarsa masih cukup lama di tangan konsumen. Karena itulah, saat ini mekanisme pemasaran masih mengandalkan sistem PO (Pre-Order), yaitu kosumen memesan dulu baru kemudian dibuat Chicken Nugget-nya dan diterima. Dengan sistem PO semacam ini, tentu membatasai juga kapasitas produksi dan pengembangannya.

Mendistribusikan Chicken Nugget pesanan teman-teman di kantor

Pengiriman dari tempat produksi kepada konsumen, karena Chicken Nugget tidak tahan lama pada suhu normal. Biasanya, jika pengiriman cukup jauh dan tidak menggunakan termos es dan Styrofoam, maka saya akan membungkus Chicken Nugget dengan kertas koran tebal untuk mempertahankan suhunya, dan ini bisa tahan sampai dengan kurang lebih 1,5 jam. Jadi jarak maksimal kurang lebih 40 km. Untuk ini, dan karena belum memiliki tempat dan jam produksi permanen, maka masih menggunakan layanan pengiriman instant yang tentu jauh lebih mahal daripada pengiriman makanan.

Kapasitas produksi yang rendah karena peralatan dan waktu yang terbatas. Sejauh ini, pengerjaan mayoritas masih saya lakukan sendiri. Adapun asisten hanya membantu pada kegiatan seperti mengupas dan memarut wortel, mencuci peralatan, dan melapisi Chicken Nugget dengan tepung panir. Praktis, untuk kegiatan produksi hanya bisa dilakukan pada Hari Jumat sepulang kerja, dilanjutkan Hari Sabtu dan Minggu untuk proses selanjutnya.

Rekor saya sejauh ini memproduksi Chicken Nugget adalah sekitar 6 kg atau sebanyak 30 bungkus dan itu cukup menguras keringat. Proses produksi juga cukup lama karena peralatan masih terbatas, sehingga masih berganti-gantian. Cuci-lap-pakai.

Varian produk yang sangat terbatas. Saat ini, jenis produk yang ditawarkan hanya satu saja, yaitu Chicken Nugget Original. Beberapa kali konsumen sempat nanya juga, ada produk lain ga dan bahkan request Chicken Nugget dengan varian tertentu. Baiklah, mengandalkan satu varian saja mungkin memang tidak terlalu mendukung pengembangan bisnis ini menjadi lebih besar, karena konsumen tidak punya pilihan lain dan belanjanya jadi tidak terlalu banyak.


RESOLUSI BISNIS 2019

Tahun 2018 telah berlalu, dan bisnis Chicken Nugget IDOLA MAMA HOMEMADE ini pun telah berjalan kurang lebih 3 bulan lamanya. Pada awalnya, bisnis ini memang tidak lebih dari proyek coba-coba, tapi seiring berjalannya waktu, semakin banyak testimoni positif dan pelanggan setia, keinginan mengembangkannya lebih besar pun muncul.

Ya, kami ingin mengembangkan IDOLA MAMA HOMEMADE agar bisa menjangkau lebih banyak pelanggan. Dan untuk itu, maka beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:
  • Melakukan diversifikasi produk, sehingga konsumen tidak bosan dan memiliki banyak pilihan akan makanan sehat yang praktis disajikan.
  • Menemukan supplier bahan baku dengan harga yang bersaing, sehingga dapat menghemat biaya produksi dan memaksimalkan keuntungan.
  • Menambah peralatan, sehingga lebih menghemat waktu pengolahan, sehingga kapasitas produksi pun meningkat. 
  • Memiliki tempat berjualan dengan lokasi dan jam operasi yang cukup permanen untuk bisa mendaftar pada provider ojek online, sehingga dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas.
  • Mempunyai asisten khusus yang bertanggung-jawab untuk membantu proses produksi, mengelola pemasaran (menunggu tempat usaha), serta menangani konsumen online maupun offline.
Nah, berkaitan dengan pencarian bahan baku dengan harga bersaing dan penambahan peralatan, baru-baru ini saya baru tahu bahwa ada lho solusinya secara online! Selama ini kan saya terkendala waktu untuk bisa survey ke beberapa tempat untuk membandingkan harga beberapa barang, ternyata, saya baru tahu bahwa (semacam) tempat kulakan online bernama Ralali.com. Istilahnya B2B marketplace, yaitu marketplace yang dikhususkan untuk transaksi Business to Business (B2B), jadi tempat khusus untuk mencari berbagai bahan baku atau peralatan secara grosir dengan harga yang bersaing untuk keperluan usaha. 

Namanya bisnis rumahan yang baru dirintis, kami belum bisa sih beli bahan dalam skala grosir untuk dapat potongan harga. Jadi, biasanya untuk mendapatkan harga bahan yang cukup miring, kan saya harus berburu promo ke berbagai toko, yang notabene jauh dan menghabiskan waktu juga. Jadi ya, konsep seperti ini memang solutif banget!

Mengenai kredibilitasnya, pun tidak perlu diragukan lagi, karena ternyata marketplace ini sudah hadir sejak tahun 2014 dan terus berkembang hingga menerima berbagai penghargaan sampai saat ini. Di antaranya sebagai pemenang Indonesia Rice Bowl Startup Awards dalam kategori Best Business Automation Tools 2018! Dasar saya aja yang baru mulai belajar bisnis ya, jadi belum kenal konsep begini.


Beberapa waktu yang lalu, dalam rangka menambah varian produk, saya sempat mampir juga ke website-nya untuk mendapatkan bahan baku dengan harga yang lebih masuk akal. Secara, sebelumnya, saya sempat beli ke supermarket dan dibuat kecewa karena promo salah satu bahan, yaitu keju, ternyata sudah berakhir dan harga satuannya menjadi lumayan tinggi.

Dan yuhu! Di sini, ternyata harganya lebih miring, lebih masuk akal lah buat diolah dan dijual lagi. Jaman sekarang memang luar biasa perkembangan teknologi ya, membangun sebuah usaha jadi jauh lebih mudah dan ga serumit bayangan saya sebelumnya. Saya jadi makin optimis, bisa membesarkan bisnis ini di tengah sempitnya waktu yang saya miliki.

Soalnya survey dan berbelanja bahan baku di sini benar-benar super hemat waktu, beneran sesimpel kaya belanja online biasa, hanya bedanya harganya grosir. Tinggal ketik barang yang kita cari di kolom 'search', selanjutnya akan muncul berbagai pilihan dari mitra yang ada. Oh ya, kalau misalnya ada pertanyaan pun bisa langsung chat dengan mitra, misalnya terkait pengiriman dan sebagainya. Super helpfull lah pokoknya…


Habis itu, langsung deh cari aplikasinya di App Store supaya bisa lebih praktis cek-cek bahan lain pas ada waktu luang. 

Kalau bisa sih, semua selain bahan segar beli online aja deh, supaya ga repot lagi, waktu bisa dipake buat yang lain-lain kan. Bisa buat coba resep baru, bisa buat handling socmed-nya Idola Mama Homemade, dan sebagainya; karena ya PR-nya Idola Mama Homemade masih banyak banget…

***

Dan, demikian lah cerita singkat saya tentang proyek 'IDOLA MAMA HOMEMADE' yang sedang saya geluti saat ini. Yang awalnya bisa dibilang tidak terlalu serius direncanakan, tapi pada akhirnya menjadi sangat exciting, karena menyadari bahwa dari sini tidak hanya persoalan materi yang saya dapatkan. Tapi juga rasa puas karena membantu banyak keluarga memperoleh makan sehat di tengah keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki. 

Itu juga yang membuat saya bersemangat mengembangkannya menjadi lebih besar lagi, karena itu sama dengan lebih banyak keluarga yang mendapatkan makanan sehat seperti yang saya berikan untuk anak dan keluarga saya.


Begitu kira-kira teman-teman… Mohon doanya untuk IDOLA MAMA HOMEMADE ya… Semoga bisa berkembang lebih besar lagi dan menjadi solusi makanan sehat bagi lebih banyak keluarga. Amiin.

With Love,
Nian Astiningrum
-end-

4 comments :

  1. Wah...keren perjuangannya yg berawal dari coba2..sukses terus yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak.. waktu itu suami yg ngotot bener mau jualan, sampe-sampe bantuin dari beli bahan, ngitung harganya, ngadonin dan nawarin ke teman-temannya..
      Amiin.. makasih doanya ya mbak 😊

      Delete
  2. wah keren mbak, bsia membaca peluang ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suamiku sebenarnya yg pandai baca peluang.. kalo dia ga ngotot mau jualan, aku pasti ga mulai juga 😅
      Makasih bangak ya mbak 😊

      Delete

Hai! Terima-kasih sudah membaca..
Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan disini atau silakan DM IG @nianastiningrum for fastest response ya ;)